Massa Kaus Merah Kini Berhadap-hadapan dengan Massa Pro Pemerintah

Reporter

Editor

Jumat, 23 April 2010 14:52 WIB

Massa kaus merah berhadapan dengan polisi anti huru-hara di Bangkok, Thailand. AP Photo/Vincent Yu
TEMPO Interaktif, Bangkok -Massa Kaus Merah pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra kini tak hanya berhadapan dengan polisi, tapi juga dengan massa pro-pemerintah, seusai insiden yang menewaskan tiga orang di Silom Road, tadi malam. Salah satu korban tewas berasal dari massa pro-pemerintah itu.

Massa pro-pemerintah itu sudah berkumpul sejak Rabu lalu, memenuhi Silom Road yang berseberangan dengan Lumpini Park yang menjadi salah satu titik konsentrasi massa Kaus Merah. Jumlah massa pro-pemerintah itu ratusan dan bertambah seribu orang kemarin.

Ketika massa pro-pemerintah tengah melakukan konsolidasi itulah tiga buah granat meledak. Pertama di subway Sala Daeng, kedua di depan hotel Dusit Thani. Keduanya masih di kawasan Silom Road. Ketiga di tengah kerumunan massa pro-pemerintah.

Sebanyak tiga orang tewas, 75 terluka, termasuk seorang WNI bernama Arman Briananda, seorang Australia, dan seorang Amerika. Ketiga warga asing itu baru saja keluar dari subway Sala Daeng. Arman hanya menderita luka ringan dan diperbolehkan pulang.

Wakil Perdana Menteri Suthep Thaugsuban mengatakan ledakan itu berasal dari granat M79. Dia mengatakan granat-granat itu dilempar dari sudut selatan Lumpini Park, Bangkok, yang berada di belakang barikade Kaus Merah.

Namun, para tokoh Kaus Merah membantah bertanggungjawab atas rentetean ledakan, dan menyatakan mereka tidak punya urusan untuk melukai warga tidak bersalah. "Kami minta maaf pada mereka yang tewas dan terluka. Kami meminta penyerangnya ditangkap," kata Jauporn Prompan, salah seorang pemimpin Kaus Merah.

Insiden berdarah itu tak urung membuat Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva menggelar rapat mendadak. Polisi pun bergerak menyeberangi jalan utama Rama IV dan menghadap ke lapisan barikade Kaus Merah selama hampir dua jam Jumat pagi. Namun pasukan mundur lagi. Massa demonstran melontarkan sumpah serapah dan mengacung-acungkan bambu runcing.

Dikhawatirkan akan terjadi bentrok antara massa Kaus Merah dengan massa pro-pemerintah yang mulai marah. Ratusan polisi sampai tadi siang mengamankan jalan antara dua jalan yang menjadi pusat konsentrasi dua massa itu.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-Moon mengatakan melalui jurubicaranya bahwa sekaranglah saatnya semua pihak di Thailand menahan diri.

Bangkok Post | BBC | YR

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya