TEMPO Interaktif, Yerusalem - Perdana Menteri Israel benjamin Netanyahu kembali menegaskan penolakannya terhadap permintaan Gedung Putih untuk menghentikan proyek permukiman Yahudi di Yerusalem Timur.
Surat kabar the Wall Street Journal hari ini melaporkan pemimpin Partai Likud itu mengatakan tuntutan menyetop pembangunan permukiman tidak termasuk syarat kembali ke meja perundingan.
Namun Netanyahu menyetujui hampir selusian langkah untuk memperbarui lagi perundingan dengan Palestina. Ini termasuk pelepasan tahanan Palestina, pencabutan blokade jalan di Tepi Barat, perluasan kewenangan bagi pasukan keamanan Palestina, serta pembahasan soal perbatasan dan status Yerusalem.
Netanyahu juga mendukung pembangunan di kawasan Ramat Shlomo selama dua tahun. Israel secara mengejutkan mengumumkan pembangunan 1.600 rumah bagi orang Yahudi saat Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden berkunjung ke sana.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.