TEMPO Interaktif, Belarusia - Kurmanbek Bakiyev hari ini menegaskan dirinya masih tetap Presiden Kirgistan meski digulingkan melalui unjuk rasa berdarah awal bulan ini.
Ia membantah lsejumlah laporan yang menyebutkan ia telah meneken surat pengunduran diri. Menurut dia, hanya kematian yang dapat membuat ia jatuh dari posisinya itu. “Saya Kurmanbek Bakiyev adalah Presiden Kirgistan yang terpilih secara sah dan diakui oleh masyarakat internasional,” katanya.
Bakiyev kini mengasingkan diri di Belarusia setelah sebelumnya keluar dari negaranya melalui Kazakhstan. Presiden Alexander Lukashhenko menyatakan Bakiyev dan keluarganya sebagai tamu kenegaraan.
Jabatan yang baru disandang sembilan bulan itu copot setelah 83 orang tewas saat berunjuk rasa di Ibu Kota Bishkek. Pemerintahan sementara Kirgistan mengancam akan menahan Bakiyev bila ia berani kembali.
Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.