AirAsia dan Malaysia Airlines Masih Batalkan Penerbangan ke Eropa
Reporter
Editor
Minggu, 18 April 2010 10:59 WIB
Seorang wisatawan asal Malaysia masih terjebak di Bandara Schiphol, Amsterdam. AP Photo/Peter Dejong
TEMPO Interaktif, Petaling Jaya - Penerbangan Malaysia Airlines dan AirAsia X ke Eropa, hari ini, masih dibatalkan karena masih ditutupnya bandar udara di benua itu.
Kedua maskapai penerbangan telah membatalkan semua penerbangan ke London, Amsterdam, Paris, dan Frankfurt sejak Kamis karena awan abu vulkanik dari meletusnya gunung di Islandia.
Direktur Operasional Malaysia Airlines (MAS) Kapten Azharuddin Osman, Ahad (18/4), mengatakan berdasarkan laporan kondisi cuaca saat ini, ada kemungkinan penerbangan hari ini masih akan terpengaruh.
"Jadi, sebelum ke bandara, pelanggan harus menghubungi call center MAS 1300-88-3000 (di Malaysia) atau 603-7843 3000 (luar Malaysia) untuk informasi jadwal penerbangan terbaru," katanya.
Menurut Azharuddin, penumpang dapat membuat perubahan awal tujuan terbang ke Roma, tapi hal tersebut juga akan tergantung pada ketersediaan tempat duduk.
Pihak AirAsia X mengatakan penerbangannya antara Kuala Lumpur dan London Stansted akan mengikuti jadwal pembukaan bandar udara di wilayah Inggris.
"AirAsia akan menghubungi calon penumpang di sektor yang bersangkutan dengan instruksi lebih lanjut. Kami juga akan memperbarui situs web kami www.airasia.com untuk berita terkini."
Maskapai ini telah membatalkan penerbangan mereka yaitu D7 2008 (Kuala Lumpur ke London Stansted) dan D7 2009 (London Stansted ke Kuala Lumpur) yang dijadwalkan untuk Kamis, Jumat dan Sabtu.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.