Interogasi Brutal, Deputi CIA Dicopot  

Reporter

Editor

Kamis, 15 April 2010 16:21 WIB

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh (Kiri) berbicara dengan Deputi Direktur CIA Stephen R. Kappes (Kanan) dalam sebuah pertemuan di Kota Taiz, 28 Mei 2009. (DayLife)
TEMPO Interaktif, WASHINGTON - Direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat CIA Leon Panetta mencopot Deputi Direktur Steve Kappes, yang dituduh memainkan peran penting dalam menyetujui teknik interogasi yang brutal terhadap tersangka teroris, Kamis (15/4). "Beliau telah berulang kali meminta untuk pensiun dari dinas ini," kata Panetta.

Kappes adalah pejabat CIA paling berpengaruh yang mengelola operasi kontra-terorisme semasa Presiden George Walker Bush. Fasih berbahasa Persia dan Rusia, Kappes selama bertahun-tahun memimpin operasi rahasia di Frankfurt, Moskow, dan New Delhi. "Steve telah berjasa terhadap negara ini," ujar Panetta.

Kappes, yang bekas perwira Marinir ini akan mulai berhenti pada Mei 2010 setelah bergabung di CIA sejak 1981. Ia mundur pada 2004 karena bertengkar dengan kawan-kawannya yang seorang di antaranya kemudian menjadi Diektur CIA Porter Goss. Ia lalu kembali ke meja operasi CIA pada 2006 dengan posisi deputi direktur.

Mulai Mei nanti posisi Kappes akan digantikan analis intelijen senior di lembaga telik sandi itu, Michael Morrell. Morrel yang dilaporkan pernah menemani Presiden Bush di Florida tatkala terjadi serangan teroris pada 11 September 2001 di New York. Adapun Kappes kala itu ditunjuk sebagai perwira senior di Direktorat Operasi CIA.

Disinilah muara tuduhan menyetujui teknik interogasi brutal terhadap tersangka teroris itu berpangkal. Maklumlah di direktorat ini Kappes bertugas melakukan supervisi atas sebuah program rahasia yang menghalalkan pemakaian teknik-teknik interogasi brutal nan keji, aktivis hak asasi menyebutnya program segudang siksaan.

Tapi Kappes berulangkali membantah terlibat langsung dalam program interogasi itu. Ia menampik pelbagai tuduhan berperan serta dengan menutup mata atas penggunaan taktik kontroversial terhadap para tersangka pelaku teror semasa melakukan supervisi.

Harian Chicago Tribune pernah mengungkap keterlibatan Kappes dalam penangkapan dan penyiksaan ulama Mesir Usamah Mustafa Hassan Nasir alias Abu Umar pada 2003. CIA menangkap Umar di jalanan di Milan, Italia dan menahannya di Mesir.

"Ia [Kappes] salah seorang yang ikut menyetujui penculikan Abu Umar," demikian dikatakan Chicago Tribune. Penculikan Abu Umar itu membuat pemerintah Italia murka lantaran dianggap ilegal dan tak bermoral. Belakangan Italia mengeluarkan surat perintah penangkapan para agen lapangan CIA itu tak terkecuali agen Italia.

Hakim Italia Oscar Magi menjatuhkan vonis penjara 8 tahun bagi Robert Seldon Lady, bekas Kepala Stasiun CIA di Milan, dan hukuman 5 tahun penjara terhadap 21 agen-agen lapangan CIA, termasuk seorang Kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat. Hakim juga memvonis Nicolo Pollari, bekas Kepala Intelijen Militer Italia.

| NYTIMES | CNA | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya