Kawasan Wisata Bangkok Sepi Turis

Reporter

Editor

Kamis, 15 April 2010 11:13 WIB

Turis Australia bersiap meninggalkan hotel di Bangkok untuk kembali ke negaranya melalui bandara di kawasan Phuket karena dua bandara internasional di Bangkok dikuasai demonstran. Foto: AP/David Longstreath

TEMPO Interaktif, Bangkok -Tragedi berdarah yang dipicu bentrokan antara tentara Thailand dan Front Persatuan untuk Demokrasi Anti Kediktatoran, Sabtu lalu membuat Bangkok, ibukota Thailand dijauhi para turis. Padahal, selama dua hari Tahun Baru Songkarn, para turis dari Eropa, Amerika, dan Asia menyerbu tempat-tempat kawasan hiburan malam di Kao San, Banglumphu, dan sekitarnya.

“Sekarang sepi sekali. Biasanya tiap Anda lewat satu langkah, ketemu orang asing, sekarang cuma orang Thailand,” kata Aor, pengelola motel dan kafe internet di kawasan Banglumphu.

Saat ini, para turis yang biasa bermain semprot air pada saat Songkarn, memilih pergi ke kawasan pegunungan Thailand, di utara Bangkok, seperti Chiangmai. “Sekarang lebih ramai di sana,” kata Aor yang punya kerabat di sana.

Remaja perempuan yang berasal dari sebelah Barat Thailand itu lebih percaya bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra untuk membereskan persoalan politik sekarang. Dia yang berasal dari daerah pasar apung, Ratchaburi, menilai Thaksin lebih konkret dalam melaksanakan kebijakan buat rakyat. “Saya suka Thaksin, ibu saya tergila-gila padanya, selalu bilang yeah yeah Thaksin, hahaha...” ujarnya.

Ibunya bahkan sempat datang setiap hari ke markas Kaos Merah di jembatan Phan Fa, tepatnya Monumen Demokrasi. Jarak puluhan kilometer yang mesti ditempuhnya tak membuatnya mundur mendukung sang idola. “Sekitar 1 jam 30 menit perjalanan,” kata Aor. Dia bercerita, ibunya setiap hari di siang hari datang ke Monumen Demokrasi, dan tengah malam kembali ke kampungnya. “Tak dibayar tuh,” ujarnya menepis anggapan pendukung Thaksin dibayar oleh sang konglomerat telekomunikasi dan teman-temannya di Thailand.

Sumber <I>Tempo</I> pendukung Kaos Kuning menyebut, setiap hari para pendukung Thaksin yang biasa mengetem di Bangkok dibayar US$ 15 atau 500 baht sehari. “Kalau tidak bagaimana mereka bisa membayar kehidupan sehari-hari, padahal mereka tak bekerja karena setiap hari ada Raphrasong,” katanya.

Namun hal ini dibantah Weng Tojirakarn, salah satu pemimpin Kaus Merah yang diincar pemerintah untuk ditangkap. “Bagaimana bisa kami kasih 500 baht sehari? Dari mana uangnya?” Menurut dia, meski sebagian adalah pendukung Thaksin, tak berarti Thaksin sedermawan itu memberikan uangnya setiap hari. “Yang pasti banyak yang simpati kepada kami. Lihat kotak amal di depan? Itu buat kami. Kalau setiap orang memberikan 100 baht, kami tetap bsia berjuang, sampai parlemen dibubarkan dan Abhisit turun,” katanya dengan nada tinggi berapi-api.


Yophiandi (Bangkok)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya