Ditemukan 589 Mayat Korban Gempa Cina, Kemungkinan Bertambah  

Reporter

Editor

Kamis, 15 April 2010 07:44 WIB

Petugas mencari korban yang masih tertimpa reruntuhan bangunan, yang rubuh akibat gempa di Yushu, Cina (14/4). AP

TEMPO Interaktif, Xining - Tentara dan warga sipil menggunakan sekop dan tangan kosong untuk menggali bangunan runtuh. Mereka masih mencari korban selamat setelah gempa kuat menghantam wilayah pegunungan Tibet Cina pada hari Rabu. Kini terhitung menewaskan sedikitnya 589 orang dan melukai lebih dari 10.000.

Rangkaian gempa meratakan bangunan di seluruh daerah terpencil Yushu barat. Korban luka-luka berdarah tak terhitung, membanjiri jalanan kota Jiegu. Televisi negara memperlihatkan rumah beton dan kayu hancur dan roboh. Pejabat setempat mengatakan, 85 persen dari struktur telah dihancurkan.

Penduduk dan pasukan penolong dikerahkan di kota dengan menggunakan sekop dan tangan mereka untuk menarik korban dan mayat dari reruntuhan. Beberapa sekolah runtuh, kantor berita Xinhua mengatakan setidaknya 56 siswa tewas. Sekolah SMK Yushu, mengutip dari seorang pejabat pendidikan setempat, mengatakan ada 22 siswa tewas.

Rekaman Video di Qinghai TV satelit menunjukkan tubuh terbungkus selimut tergeletak di tanah sementara penyelamat menarik pecahan beton dari gedung sekolah.

Advertising
Advertising

Regu pemolong lain menyiapkan generator darurat untuk memulihkan operasi di Bandara Yushu, dan sore pada hari pertama ada enam penerbangan mendarat membawa pekerja penyelamatan dan peralatan. Namun jalan menuju kota terhalang oleh tanah longsor, menghambat penyelamatan belum lagi suhu turun di bawah titik beku. Setidaknya 70.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Bandara di Xining, kota besar terdekat sekitar 860 kilometer, pasukan Cina, petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat terkemuka dengan puluhan anjing pelacak datang. Mereka dibawa dengan bus masuk ke zona gempa, yang memakan waktu 12 jam di bawah kondisi yang terbaik.

Militer Cina yang terlatih dalam merespon bencana, didatangkan ke lokasi terpencil yang sudah kesulitan logistik. Kawasan dengan ketinggian 13.000 kaki atau 4.000 meter dan miskin. Kebanyakan orang tinggal di Jiegu, dengan mata pencaharian penggembala ternak, hidup tersebar di lembah-lembah yang luas. Bandara kecil tidak memiliki perlengkapan pengisian bahan bakar, sehingga penerbangan bantuan yang membawa bahan bakar jet ekstra, mengurangi kapasitas mereka untuk mengangkut pasokan, media pemerintah melaporkan.

"Situasi di sini sulit. Kebanyakan gedung telah runtuh. Banyak orang yang terluka parah," kata Pu Wu, seorang direktur dari Proyek Jinba, yang menyediakan pelatihan kesehatan bagi masyarakat Tibet. "Kami takut. Kita semua berkemah di luar dan menunggu tenda lagi yang akan datang."

Kantor pusat gempa lokal mengatakan jumlah korban meninggal 589 dan 10.000 terluka di pagi Kamis dini hari ini. Wu Yong, komandan pasukan tentara, mengatakan kematian "mungkin meningkat lebih lanjut karena banyak rumah roboh." Rumah sakit tersebut kewalahan, dan tim pertolongan diperlambat oleh jalan yang rusak, angin kencang dan gempa susulan yang masih sering terjadi.

Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao mendesak "upaya habis-habisan" untuk menyelamatkan korban dan mengutus seorang wakil perdana menteri untuk mengawasi usaha pertolongan ini. Pemerintah segera mengalokasikan dana sebesar 200 juta yuan atau sekitar Rp 270 miliar untuk bantuan, dan memobilisasi lebih dari 5.000 tentara, tenaga medis dan tim penolong lain, bergabung dengan pasukan 700 orang yang sudah ada di lokasi.

Dengan banyaknya orang yang dipaksa tinggal di luar, pemerintah provinsi mendesak mendahulukan 5.000 tenda dan 100.000 mantel dan selimut ke daerah itu, di mana suhu harian rata-rata sekitar 6 derajat Celcius.

Gempa awal, diukur pada besar 6,9 magnitud oleh US Geological Survey dan 7,1 oleh Pusat Jaringan Gempa Cina, Yushu pada 7:49 atau sekitar pukul 6 pagi WIB. Gempa ini diikuti oleh lima kali tremor dalam waktu tiga jam.

AP| NUR HARYANTO

Berita terkait

Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

27 September 2017

Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

Cina telah memblokir aplikasi pesan WhatsApp?untuk memperketat keamanan menjelang kongres akbar Partai Komunis ke 19 pada awal Oktober mendatang

Baca Selengkapnya

Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

6 September 2017

Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

Sebuah rekaman mengejutkan yang menunjukkan bagaimana seorang wanita di Cina melahirkan bayi di jalanan sambil berdiri saat tengah berbelanja.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

25 Agustus 2017

Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

Kementerian Pertahanan Cina menyebut hobi masturbasi membuat vena testis membesar

Baca Selengkapnya

Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

24 Agustus 2017

Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

Aplikasi Jinyiwei memudahkan warga Cina memesan pengawal pribadi semudah memanggil taksi online

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

10 Agustus 2017

Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

Li Shaoyun, sopir taksi malam, jadi sorotan netizen di Cina karena membawa anak balitanya saat bekerja dari senja hingga subuh sejak tiga tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

5 Agustus 2017

Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

Dua pejabat Partai Komunis Cina dipecat setelah kedapatan berlatih sihir untuk menaikkan pangkat.

Baca Selengkapnya

Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

5 Agustus 2017

Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

Latihan perang Cina di dekat pantai Korea Utara diduga pesan untuk Amerika Serikat bahwa Pyongyang di bawah lindungan Beijing.

Baca Selengkapnya

Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

4 Agustus 2017

Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

Perekam video yang viral di internet itu sempat ditahan polisi Cina selama empat hari

Baca Selengkapnya

Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

29 Juli 2017

Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

Zhu Najuan, 59 tahun, mengubah wajahnya hingga terlihat 20 tahun lebih muda untuk menghindari kejaran polisi.

Baca Selengkapnya

Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

29 Juli 2017

Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

Dalam video yang beredar viral, anggota staf penelitian di Chengdu, Cina terlihat menyeret dan melempar bayi panda

Baca Selengkapnya