Kamboja Minta ASEAN Bantu Thailand

Reporter

Editor

Senin, 12 April 2010 12:20 WIB

Para pendukung Thaksin Shinawatra mengelilingi peti jenazah korban bentrokan dengan tentara Thailand di Bangkok (11/4). AP/Apichart Weerawong
TEMPO Interaktif, Hanoi -Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong meminta Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) membantu meredakan situasi yang tegang di Thailand. Hal itu disampaikan Hor Namhong menjelang penutupan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Hanoi, Vietnam.

"Tak ada yang tahu apakah aksi ini akan berakhir atau justru memicu lebih banyak pertumpahan darah," ujar Hor Namhong. "Saya kira kita tak bisa diam begitu saja mempertaruhkan citra ASEAN." Karena itu, ia berharap ASEAN mencarikan solusi guna meredam situasi di Thailand, yang bisa meledak sewaktu-waktu.

Adapun Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya jengkel saat ditanyai wartawan apakah masalah Thailand ikut dibahas dalam pertemuan itu. "Anda menanyakan hal yang sama berulang kali," katanya. "Tidak (dibahas)." Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan masalah politik di Thailand tak dibahas.

"Kami (ASEAN) menghormati sepenuhnya bahwa semua perkembangan ini jelas urusan internal," kata Menteri Marty. "Di saat yang sama, kami semua juga berharap melihat situasi (kembali) stabil. (Sebab) semua upaya mempersatukan kawasan... harus diikuti dengan stabilitas nasional."

Sebelumnya, dalam konferensi yang dihadiri para pemimpin negara ASEAN itu--kecuali Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, yang berhalangan karena kisruh di negerinya dan digantikan Menteri Kasit--Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung mengatakan sejumlah anggota menghadapi pelbagai dilema politik.

"Kondisinya kian meruncing," ujarnya, tanpa menyebut Thailand. Namun Menteri Hor Namhong, secara terpisah, buru-buru menyampaikan bahwa pemerintah Thailand telah mengatasi unjuk rasa pendukung bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra itu secara tepat. "Aksi-aksi itu ditangani dengan baik," ujarnya.

Hor Namhon membantah spekulasi bahwa Kamboja punya andil dalam unjuk rasa yang memakan sekitar 20 korban jiwa dan lebih dari 800 orang terluka itu. "Masalah Kaus Merah dan Kaus Kuning adalah urusan internal Thailand," katanya. "Kami (Kamboja) tak ada urusan dengan itu semua."

Hor juga menegaskan, selama di Kamboja, Thaksin--yang ditunjuk sebagai penasihat ekonomi Perdana Menteri Kamboja Hun Sen--tak pernah sedikit pun menyatakan hal-hal yang menyudutkan Thailand. "Urusan kami urusan ekonomi. Anda tahu, selama di Kamboja dua kali, Thaksin tak bicara apa-apa soal Thailand."

PHILSTAR | PHNOMPENHPOST | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya