TEMPO Interaktif, Yerusalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu batal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi mengenai nuklir yang bakal berlangsung di Ibu Kota Washington D.C., Amerika Serikat. Pemimpin dari 40 negara, termasuk Indonesia, akan hadir.
Menurut seorang pejabat Israel yang menolak disebutkan identitasnya, pembatalan itu lantaran Turki dan Mesir akan menuntut negara Zionis itu meneken Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Bersama India, Pakistan, dan Korea Utara, Israel belum mau bergabung dengan 189 negara anggota NPT.
Sumber yang sama menyebutkan Turki dan Mesir berusaha menggunakan konferensi itu untuk mengecam Israel. “Perdana Menteri (Netanyahu) menyatakan ketidaksenangannya atas tujuna mereka dan ia memutuskan tidak akan hadir,” katanya.
KTT dua hari itu akan memusatkan bahasan pada upaya mencegah penyebaran senjata nuklir ke kelompok teroris. Israel sejauh ini tidak membantah atau membenarkan mereka memiliki senjata pemusnah massal itu.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.