Amerika Serikat Menyetujui Pembunuhan al-Awlaki

Reporter

Editor

Kamis, 8 April 2010 00:27 WIB

AP Photo/Yemeni Army
TEMPO Interaktif, Washington -Pemerintah Amerika Serikat mengizinkan operasi untuk menangkap atau membunuh ulama radikal Anwar al-Awlaki yang sekarang tinggal di Yaman. Ulama warga Amerika itu menjadi sasaran karena keterlibatannya dalam merencanakan serangan ke Amerika, Ia dikaitkan dengan percobaan untuk meledakkan satu pesawat yang terbang ke Amerika dan penembakan di pangkalan tentara Amerika.

Menurut laporan suratkabar New York Times, perintah itu diberikan pemerintah Obama awal tahun ini, namun baru saja diungkapkan setelah dilakukan pengkajian kembali kebijakan keamanan. "Bahaya yang disebabkan oleh Awlaki terhadap negara ini tak hanya terbatas pada kata-kata, ia terlibat dalam rencana," kata para pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada suratkabar itu.

Kantor berita Reuters juga mengutip para pejabat yang tak disebut namanya, yang mengukuhkan berita itu dengan mengatakan Awlaki telah dimasukkan dalam "daftar orang-orang yang menjadi sasaran Amerika" untuk ditangkap atau dibunuh. Daftar yang dipegang CIA itu diperkirakan berisi orang-orang yang diyakini merencanakan serangan teroris terhadap Amerika Serikat.

"Awlaki sadar pada apa yang telah ia perbuat, dan ia tahu bahwa ia tak akan disambut dengan jabat tangan dan karangan bunga," kata pejabat itu seperti dikutip New York Times.

Awlaki lahir di New Mexico namun sekarang tinggal di Yaman. Ia meninggalkan Amerika pada 2007 dan pergi ke Yaman. Amerika memperingatkan bahwa Yaman menjadi tempat aman bagi al-Qaidah.

Pemerintah Yaman, dengan dukungan Amerika dan Arab Saudi, membom tempat-tempat yang dicurigai menjadi persembunyian al-Qaidah dalam beberapa bulan ini. Namun beberapa pengamat memperingatkan bahwa Yaman mungkin menjadi negara yang gagal karena kerapuhan kekuasaan pemerintah Yaman.

Awlaki dikaitkan dengan serangan seorang mayor tentara Amerika pangkalan di Fort Hood pada November tahun lalu, yang menewaskan 13 orang. Umar Farouk Abdulmutallab, seorang pria Nigeria yang dituduh mencoba meledakkan pesawat yang sedang dalam penerbangan ke bandara Detroit pada hari Natal 2009, diduga bertemu Awlaki di Yaman beberapa minggu sebelum terbang dengan pesawat itu dari Lagos.

Ulama itu menjadi populer di kalangan Muslim radikal karena khutbah-khutbahnya yang bersifat membakar yang menyetujui penggunaan kekerasan sebagai tugas agama. Ia tinggal dan belajar di Amerika Serikat dan menjadi imam di San Diego. Khutbah-khutbahnya antara lain didengarkan oleh dua pelaku pembajakan 9 September 2001.

BBC | YR

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya