TEMPO Interaktif, Petaling Jaya - Pemimpin oposisi Malaysia dari Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim dilaporkan berniat pindah ke negara bagian Sarawak. Rencana itu akan diwujudkan jika partainya menang dalam pemilihan lokal mendatang.
“Anwar ingin meraup lebih banyak kursi pada pemiliha di Sarawak,” kata seorang mantan temannya K.S. Nallakaruppan. Ia mengungkapkan anggota parlemen dari Pulau Pinang itu masih bermimpi menjadi perdana menteri dan menggandeng orang kepercayaannya Azmin Ali sebagai wakilnya.
Namun Nalla memperkirakan usaha Anwar itu tidak akan berhasil. Apalagi ia kini masih menghadapi tudingan sodomi. Proses peradilannya masih berjalan dan ditunda hingga bulan depan. Jika terbukti bersalah, ia tidak hanya diancam hukuman penjara maksimal dua dekade, namun karir politiknya bakal hancur.
Bagi Nalla rencana Anwar mebetap di Sarawak bukan hal mengejutkan. “Saya (juga) tidak akan terkejut jika Anwar meninggalkan negara ini satu hari nanti,” ujarnya.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.