Pemimpin Junta Militer Burma Peringatkan Barat

Reporter

Editor

Senin, 29 Maret 2010 09:49 WIB

Pemimpin Burma Jendral Than Shwe/AFP
TEMPO Interaktif, Naypydaw -Pemimpin junta militer Burma, Jenderal Senior Than Shwe, memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak menciptakan perpecahan menjelang pemilihan umum di negara itu. Ia mengingatkan, tindakan seperti itu akan mengakibatkan kekacauan dan mengganggu proses menuju demokrasi.

Pernyataan itu ia sampaikan saat berpidato di hadapan 13 ribu tentara Burma dalam parade Hari Angkatan Bersenjata di Naypyidaw, Sabtu pekan lalu. Pidato itu disiarkan secara langsung ke seantero negeri. Beberapa wartawan asing juga diundang pada kesempatan itu, sesuatu yang sangat jarang dilakukan oleh mereka.

Shwe menegaskan, pemerintahnyalah yang berhak memantau pelaksanaan pemilu itu. Karena itu, ia menyerukan kepada seluruh rakyatnya untuk tidak bergantung pada kekuatan asing. "Selama transisi menuju sebuah sistem yang tidak dikenal, negara-negara berpengalaman biasanya ikut campur dan mencari untung bagi kepentingan mereka," katanya.

Negara-negara Barat yang disponsori Amerika Serikat memang mengisolasi Burma. Mereka sudah beberapa kali menerapkan sanksi lantaran junta militer dianggap melanggar hak asasi dan tidak demokratis. Burma juga dituntut membebaskan seluruh tahanan politik, termasuk ikon Aung San Suu Kyi.

Namun sejauh ini Shwe belum mengumumkan kapan pesta demokrasi itu diselenggarakan. Jika jadi dilangsungkan, itu bakal menjadi pemilu kedua sejak kediktatoran militer berkuasa di negara itu hampir setengah abad. Pada pemilu 1990, Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD), menang. Namun junta menolak hasil tersebut dan memenjarakan perempuan peraih Nobel Perdamaian itu.
Shew juga mengancam agar partai-partai peserta pemilu tidak berbuat curang. "Praktek tidak tepat dari demokrasi sering mengarah pada fenomena anarki," ujarnya.

AP | Reuters | Faisal Assegaf

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya