Netanyahu Mencoba Turunkan Ketegangan dengan Amerika

Reporter

Editor

Senin, 29 Maret 2010 03:22 WIB

TEMPO Interaktif, Yerusalem - Pemimpin Israel mencoba menurunkan ketegangan dengan Amerika Serikat pada hari Minggu setelah pertemuan di Gedung Putih pekan lalu, dengan mengatakan bahwa hubungan dengan Washington tetap solid.

Dalam komentar publik pertamanya tentang masalah ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada kabinet bahwa Israel dan Amerika Serikat bisa menyingkirkan perbedaan mereka.

"Hubungan antara Israel dan AS adalah satu di antara sekutu dan teman, dan itu hubungan yang didasarkan pada tradisi bertahun-tahun," kata Netanyahu. "Bahkan jika ada ketidaksepakatan, ini adalah perselisihan antara teman, dan itu bagaimana mereka akan hidup."

AS telah mengkritik konstruksi Israel di Yerusalem timur - bagian kota suci yang diklaim oleh Palestina. AS telah meminta Israel untuk bersikap ke Palestina untuk membantu peluncuran kembali perundingan damai, yang akan dimulai awal bulan ini ketika kasus permukiman terbaru pecah.

Perundingan yang direncanakan tinggal dalam keraguan setelah Israel mengumumkan rencana untuk membangun 1.600 apartemen baru untuk orang Yahudi di Yerusalem timur. Israel membuat pengumuman sementara Wakil Presiden Joe Biden sedang berkunjung, menyebabkan pengutukan tajam dari Washington dan permintaan untuk membatalkan rencana pembangunan.

Netanyahu, yang telah secara konsisten menolak permintaan untuk menghentikan pembangunan di Yerusalem, mendapat sambutan dingin di Gedung Putih pekan lalu. Dia tidak memberikan tanda-tanda menyerah pada permintaan AS atau menyelesaikan perselisihan pada saat dia pergi.

Hubungan antara Israel dan Amerika Serikat lebih tegang daripada biasannya setelah bertahun-tahun.

Netanyahu membahas masalah ini dengan menteri Kabinet pada pertemuan mingguan mereka Minggu, dan mengatakan kepada wartawan sebelum pertemuan bahwa ia telah mengambil "langkah-langkah tertentu dalam rangka mempersempit kesenjangan."

Tidak ada rincian dari ketegangan pertemuan Obama-Netanyahu dilapokan ke publik. Permintaan pemerintahan AS terhadap Israel dan apa yang telah ditawarkan Israel kembali juga tetap tersembunyi.

Menteri Pertahanan Ehud Barak, yang merupakan anggota Partai Buruh yang moderat, mengatakan kepada wartawan hari Minggu bahwa Israel harus membuat keputusan sendiri berkaitan dengan kepentingan vital. Namun, dia menambahkan bahwa "kita tidak pernah kehilangan kontak dengan pentingnya hubungan dan kemampuan untuk bertindak dalam keselarasan dan kesatuan tujuan yang luas dengan Amerika Serikat."

Di Washington, David Axelrod, penasihat top Presiden Barack Obama, hari Minggu mengatakan hubungan dengan Israel tetap kuat. Namun, ia tidak memberikan indikasi untuk menyelesaikan perselisihan mereka.

"Israel adalah teman dekat, disayangi, dan berharga dari Amerika, sebuah sekutu besar. Itu adalah ikatan yang tak tergoyahkan," Axelrod mengatakan kepada CNN. "Tapi kadang-kadang bagian dari persahabatan adalah mengungkapkan diri sendiri terus terang."

Para pejabat Palestina mengatakan mereka telah diberitahu oleh pejabat AS bahwa Washington masih mendorong Netanyahu untuk konsesi lebih lanjut dan menunggu jawabannya. Pejabat Palestina berbicara dengan syarat anonim karena mereka sedang mendiskusikan masalah diplomatik yang sensitif.

Israel merebut Yerusalem timur dari Yordania pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya, suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. Ketegangan saat ini meliputi konstruksi Israel di lingkungan Yahudi di sebelah timur Yerusalem. Masyarakat internasional menganggap lingkungan ini menjadi pemukiman ilegal, tidak berbeda dari lebih dari 120 permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan tetap mempertahankan lingkungan Yerusalem timurnya dalam kesepakatan damai, sehingga bangunan tidak punya peluang membahayakan bagi perdamaian.

Rencana pembangunan Israel dan kebuntuan dalam upaya perdamaian telah memberi bahan bakar protes Palestina baru-baru ini di Tepi Barat dan timur Yerusalem.

AP | EZ

Berita terkait

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza

Baca Selengkapnya

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.

Baca Selengkapnya

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.

Baca Selengkapnya

Terjepit di Jalur Gaza

11 Oktober 2023

Terjepit di Jalur Gaza

Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.

Baca Selengkapnya

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

3 Agustus 2018

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.

Baca Selengkapnya

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

18 Juli 2018

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

Akibat pengepungan Israel, 80 persen pabrik di Jalur Gaza Palestina tutup atau setidaknya semaput.

Baca Selengkapnya