Dokter Bedah Plastik Kini Idola Perempuan Irak  

Reporter

Editor

Senin, 22 Maret 2010 04:58 WIB

TEMPO/ Mahanizar

TEMPO Interaktif, Baghdad - Dr Abbas al-Sahan bukanlah pasien korban perang. Dia tidak memiliki bekas luka yang membutuhkan bedah kosmetik. Yang ia inginkan adalah hidung bagus. Dan ia mendapatkannya.

Berbicara setelah operasi serta perban dan bengkaknya hilang, Sarah Saad Abdul-Hameed (23) mengaku sangat gembira. Teman-teman yang berkunjung "terkejut dengan perubahan di wajah saya," katanya. "Mereka membandingkan hidung saya dengan Nicole Kidman!"

Bahkan dalam kondisi kekerasan yang terburuk pun, sekitar 2003 ketika invasi yang dipimpin Amerika, bedah kosmetik selalu jadi gaya. Sekarang, sebagai negara yang tenang, memperbaiki hidung, Botox, dan sedot lemak adalah pelampiasan semua kemarahan.

Al-Sahan, salah satu ahli bedah plastik kenamaan di Baghdad mengatakan rata-rata sekitar 20 orang melakukan operasi plastik setiap minggu. Sebanyak 70 persen diantaranya adalah perempuan. Selama perang, bedah plastik yang dilakukan adalah karena terluka. Tetapi sekarang ini sebagian besar operasi kosmetik tidak terkait dengan perang.

"Ketika situasi keamanan membaik dan perbaikan ekonomi negara, pekerjaan akan tumbuh," katanya.

Minat bedah plastik telah berkembang sejak jatuhnya Saddam Hussein dan berakhirnya sanksi ekonomi Irak yang terisolasi dari pengaruh budaya pop dan dunia luar. Selain itu, dokter yang melarikan diri dari kondisi perang pun kini mulai kembali.

Tapi jumlah ahli bedah plastik terbatas. Al-Sahan mengatakan kurang dari setengah lusin ahli bedah kosmetik beroperasi di negeri ini dan pasien harus menyediakan sendiri Botox atau silikon. Klinik Al-Sahan di lingkungan Mansour kelas atas, dengan sofa dan tangga berbau kucing, yang sama sekali tidak menggambarkan bahwa pasien-pasien yang datang ke sini adalah kaum kelas atas.

Namun, ruang tunggunya pada sore baru-baru ini begitu bahkan hingga ke tumpah keluar gang.

Sebagian besar ahli bedah kosmetik Baghdad memainkan peran ganda: mereka melakukan bedah rekonstruksi, terutama pasien luka akibat perang, di rumah sakit pemerintah, dan operasi kosmetik di rumah sakit swasta.

Operasi kosmetik cenderung berpenghasilan lebih besar karena pasien tersebut membayar tunai - sekitar $ 600 untuk memperbaiki hidung. Memperbesar payudara biayanya $ 1,200, dan klien harus mengimpor silikon dari luar negeri. Botox, disuntikkan untuk membebaskan wajah dari keriput, dapat ditemukan di apotek Irak.

Permintaan ini dilakukan semua penganut agama meski yang terbesar tetap Muslim sebagai mayoritas di sana. Orang pasti mencari bimbingan dari Ayatollah Ali al-Sistani, tokoh Syiah yang paling dihormati.

Bagaimana keputusannya? Implan rambut lebih dipilih daripada wig, yang dapat jatuh sembahyang, sedot lemak untuk menghilangkan lemak, dan pembedahan untuk membuat payudara lebih kecil atau lebih besar, tidak apa-apa selama pasien wanita pergi ke dokter wanita.

Para pasien ini biasanya banyak membawa foto-foto orang terkenal yang ingin mereka contek seperti bintang pop Lebanon Nancy Ajram atau Elissa adalah yang paling populer.

Bedah kosmetik memerlukan sentuhan seorang seniman, kata al-Sahan.

"Jika Anda tidak memiliki seni dalam otak dan tangan Anda, saya tidak berpikir Anda dapat melakukan operasi estetik," katanya. "Satu hidung tidak seperti hidung lain. Setiap pasien adalah kasus khusus."

Seorang wanita berusia 30 tahun mengatakan bahwa dia mengalami masalah dengan ibu calon pelamar yang tidak suka hidungnya. "Saya semakin tua dan waktu sudah hampir habis. Orang harus berhati-hati terhadap diri sendiri untuk terlihat lebih indah," katanya, seraya menambahkan ia tidak melihat isu agama dipertaruhkan. Dia meminta namanya tidak disebut karena ia tidak ingin diketahui telah memperbaiki hidungnya.

"Hari demi hari, jumlah klien meningkat," kata seorang dokter Irak, Falah Abdul Hussein al-Shimmari, yang menjalankan klinik rawat jalan di Baghdad. "Setelah perang, telah ada beberapa keterbukaan terhadap dunia luar. Orang-orang menjadi tertarik untuk melakukan misalnya operasi plastik."

Perubahan lain adalah bahwa dokter, salah satu profesi yang paling menjadi target penculikan selama pemberontakan, akan datang kembali dari pengasingan. Al-Shimmari menghabiskan 2005-2007 di Libanon, yang dijuluki ibukota operasi plastik Timur Tengah.

Tapi keamanan masih menjadi perhatian. Al-Sahan tidak akan mengiklankan alamat klinik atau jam dia bekerja di rumah sakit karena kasus penculikan yang menjadikannya target.


AP | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul  

10 September 2017

ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul  

Lebih dari 2.100 jasad warga sipil ditemukan di sebagian Kota Mosul, setelah kota ini dinyatakan bersih dari ISIS.

Baca Selengkapnya

Begini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya

23 Juli 2017

Begini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya

Tentara Irak ini mengklaim telah membunuh satu dari orang anggota ISIS yang membunuh ayahnya

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul  

22 Juli 2017

Berkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul  

Sebuah bar di kota Qaraqosh, Mosul, Irak kembali dibuka untuk menandai kehidupan mulai berjalan normal setelah ISIS terusir dari kota itu.

Baca Selengkapnya

Remaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS

20 Juli 2017

Remaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS

Seorang remaja putri kelahiran Jerman yang dinyatakan hilang dan diduga bergabung dengan ISIS, telah ditemukan di Mosul, Irak.

Baca Selengkapnya

Irak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup

17 Juli 2017

Irak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup

Pemerintah Irak memastikan pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, masih hidup.

Baca Selengkapnya

Sadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak

14 Juli 2017

Sadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak

Sejumlah pria berseragam tentara Irak melempar seorang milisi ISIS ke jurang dan kemudian menembaknya

Baca Selengkapnya

Begini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup

12 Juli 2017

Begini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup

Milisi ISIS memaksa anak-anak di Mosul untuk membunuh sandera, jika tidak keluarga para bocah itu lah yang akan dibunuh.

Baca Selengkapnya

Mosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak

12 Juli 2017

Mosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak

Sejumlah pemimpin dunia menyatakan selamat kepada Irak atas pembebasan Mosul dari ISIS

Baca Selengkapnya

Murid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat

4 Juli 2017

Murid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat

Menurut polisi Irak, para guru tersebut ditusuk, dipukuli, ditendang dan rumahnya dilempari granat oleh para murid.

Baca Selengkapnya

Irak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir

30 Juni 2017

Irak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan kekuasaan ISIS di Irak berakhir setelah pasukan militer Irak menguasai kembali masjid tua di Mosul.

Baca Selengkapnya