Kesepakatan Nuklir Amerika-Rusia segera Tercapai  

Reporter

Editor

Senin, 22 Maret 2010 02:55 WIB

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, kanan, bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton untuk membahas tentang pengurangan senjata nuklir dalam pertemuan Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Jumat (19/03) 2010. (AP Photo/RIA-Novosti, Alexei Nikolsky, Pool)

TEMPO Interaktif, Paris - Hampir satu tahun setelah Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memerintahkan juru runding membahas perjanjian baru untuk mengurangi persenjataan nuklir mereka. Kedua negara mengatakan mereka akhirnya mendekati penyelesaian kesepakatan.

Kesepakatan kecil ini merupakan langkah penting menuju tujuan Obama untuk membebaskan dunia dari senjata nuklir, dan membangun momentum dan kepercayaan terhadap penyelesaian masalah nuklir utama lainnya. Ini berkisar pada cara mereka menekan Iran dan Korea Utara untuk meninggalkan ambisi nuklir mereka untuk mengurangi jumlah senjata nuklir taktis yang begitu populer di Eropa.

Di sisi lain, hal ini dapat meningkatkan kredibilitas Obama di luar negeri, yang telah usang karena mengecewakan saat konferensi perubahan iklim Kopenhagen, berlajutnya keterpurukan ekonomi, goyahnya upaya perdamaian Timur Tengah, dan berkembangnya skeptisisme pada pidatonya di Praha tahun lalu saat ia berjanji akan membebaskan dunia dari senjata nuklir.

"Sangat penting untuk menampilkan pidato Praha bukan hanya retorika," kata Mark Fitzpatrick, senior non-proliferasi di London International Institute for Strategic Studies, kepada The Associated Press.

Kesepakatan antara Amerika Serikat dan Rusia masih terus dinegosiasikan, bahkan selama periode terburuk ketegangan antara mereka. Secara resmi hal ini akan menegaskan kembali status Moskow sebagai adidaya nuklir, yang tetap merupakan unsur penting dari identitas nasional dan prestise.

"Bagi Rusia, itu induk dari semua perundingan," kata Thomas Gomart, Kepala Pusat Rusia di Institut Prancis untuk Hubungan Internasional di Paris. Besarnya senjata nuklir Rusia, kata Gomart, yang membedakannya dari kekuatan nuklir lainnya dan merupakan "jaminan utama" sebagai negara adidaya.

Perundingan berlangsung di Jenewa dimaksudkan untuk menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis tahun 1991, yang berakhir pada bulan Desember lalu. Setiap perjanjian perlu diratifikasi oleh badan legislatif kedua negara dan masih akan meninggalkan sejumlah besar senjata nuklir, baik untuk digunakan dan disimpan.

Kedua Menteri Luar Negeri, Hillary Rodham Clinton dari Amerika dan Sergei Lavrov dari Rusia mengatakan setelah bertemu di Moskow pekan lalu dan menyatakan kesepakatan itu sudah dekat.

Namun para pejabat dan analis berbeda pendapat pada apa yang disampaikan secara resmi oleh kedua negara. Ahli Barat juga mengatakan ada hambatan untuk sebuah dunia yang bebas nuklir, termasuk Rusia sendiri. Untuk Kremlin, senjata nuklir tetap merupakan tawar-menawar penting. Rusia juga waspada terhadap Cina.


AP | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya