Junta Izinkan Pembukaan Kembali Sekretariat Partai Pimpinan Suu Kyi  

Reporter

Editor

Kamis, 11 Maret 2010 11:53 WIB

Pendukung Aung An Syuu Kyi. (AP Photo/Manish Swarup)
TEMPO Interaktif, Rangon - Junta militer Burma mengizinkan partai yang dipimpin peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), membuka kembali sekretariat cabang mereka yang ditutup sejak 2003 di berbagai daerah.

"Sejauh yang kami dengar, sekitar 100 sekretariat cabang telah dibuka kembali di seluruh negeri efektif mulai Rabu," ujar Nyan Win, juru bicara NLD, Kamis (11/3).

Junta Burma menutup sekretariat cabang NLD setelah terjadi serangan terhadap konvoi yang membawa Suu Kyi oleh anasir pendukung junta pada 30 Mei 2003. Akibat serangan tersebut, beberapa pendukung NLD tewas.

Kendati junta membuka sekretariat cabang NLD, Nyan Win tetap berhati-hati. "Ya itu memang langkah positif," ujar dia. "Saya rasa mereka ingin kami berpartisipasi di pemilihan umum. Akan tetapi, kami belum memutuskan sikap mengenai itu. Kami masih harus berbicara mengenai itu kepada para pejabat teras termasuk Daw Aung San Suu Kyi."

Junta Burma berencana menggelar pemilihan umum tahun ini, namun tanggal dan bulan belum ditentukan. Pekan ini, junta mempublikasikan beberapa seri peraturan pemilihan umum melalui media corong pemerintah.

Peraturan kedua yang dipublikasikan pada Rabu mewajibkan NLD dan beberapa partai lain untuk mendaftar ulang dalam waktu 60 hari ke komisi pemilihan umum yang baru. Jika tidak, partai-partai tersebut tidak diperbolehkan ikut di pemilihan umum.

Untuk mendaftar ulang, mereka harus memecat anggota partai yang tercatat menjalani hukuman dalam penjara. Hal tersebut juga mengikat Suu Kyi, yang menjalani 18 bulan sebagai tahanan rumah setelah 15 tahun dipenjara dalam 21 tahun terakhir.

Nyan Win menilai peraturan-peraturan baru tersebut tidak bisa diterima.

REUTERS| KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya