Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama di Bandar Udara Internasional Taoyuan, Taiwan, Jumat (4/9). Dia berada di Taiwan untuk misi empat hari menghibur korban bencana topan yang menewaskan lebih dari 600 orang di desa-desa selatan pulau itu. AP Photo
TEMPO Interaktif, Tibet – Aktivis Tibet hari ini, Rabu (10/3), menggelar aksi untuk memperingati kegagalan Tibet melawan pemerintah Cina pada 1959.
Gerakan ini didukung sejumlah kelompok Hak Asasi Manusia yang juga berencana menggelar demontrasi menentang pemerintah Cina di luar gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dan di Kedutaan Cina di Washington, Amerika Serikat, serta di London, Italia, Swedia, dan Paris, Prancis.
Tepat 10 Maret merupakan peringatan ke 51 pengasingan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama ke India. Peringatan ini sekaligus memperingati kerusuhan maut yang terjadi di ibukota Tibet, Lhasa, untuk kedua kalinya.
Dari tempat pengasingannya di Dharmsala, India, Dalai Lama mengatakan pemerintah Cina telah bertindak represif di Tibet dan berusaha memusnahkan Buddha yang ada di wilayah itu.
Masih kata Dalai Lama, Cina telah memenjarakan para biksu dan biarawati dan merampas hak mereka untuk belajar dan beraktivitas dengan tenang. Kondisi itu, lanjutnya, telah membuat fungsi biara menjadi seperti museum. Menurut Dalai, pemerintah Cina snegaja melakukan hal ini untuk memusnahkan Buddha di Tibet.
Pernyataan ini disampaikan Dalai di depan ribuan warga Tibet yang tinggal di pengasingan. Mereka berkumpul di sebuah komplek kuil di utara India.