TEMPO Interaktif, Jos - Suara letusan dari sejata otomatis diselingi jeritan terdengar lagi Selasa (9/3) malam di Nigeria tepatnya di kota tempat pembantaian dua hari lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Ketegangan masih berlangsung meski sekarang telah diberlakukan jam malam di Jos, ibukota negara bagian Plateau. Ketika tembakan terdengar terus-menerus selama sekitar tiga menit yang berasal dari senapan otomatis, orang-orang berlarian menjerit-jerit sepanjang jalan.
Lebih dari 100 orang, kebanyakan perempuan dan anak, mencari perlindungan di sebuah hotel di mana wartawan dan komandan militer tinggal. Mereka meratap ketakutan ketika mereka mendengar suara tembakan datang satu per satu dari luar. Seorang pejabat kepolisian di Jos mengatakan penembakan terjadi karena orang-orang berkumpul di jalan setelah melihat truk yang mencurigakan di lingkungan mereka.
Petugas, yang meminta namanya tak disebutkan karena tidak berwenang membahas penembakan dengan wartawan mengatakan, tentara melepaskan tembakan untuk menakut-nakuti.
Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan pembunuhan tetap terjadi di Nigeria, terutama dalam situasi kerusuhan sipil.
Sebelumnya hari Selasa, pemerintah Amerika dan aktivis hak asasi manusia menyerukan Nigeria untuk menyelidiki dan mengadili mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan hari Minggu lalu.
Pejabat presiden Goodluck Jonathan telah berjanji bahwa pertempuran akan berhenti. Human Rights Watch mendesak Jonathan untuk memberikan perlindungan bagi desa-desa di sekitar Jos, Nigeria, kota yang menjadi pusat kekerasan itu.
"Setelah pembantaian Januari lalu, desa seharusnya dilindungi dengan baik," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay. "Jelas, upaya sebelumnya untuk mengatasi penyebab kekerasan belum memadai."
Mereka yang selamat dari serangan Minggu di tiga desa Kristen mengatakan sebagian besar pasukan keamanan tidak pernah memberi mereka penjagaan.
Peneliti Human Rights Watch Corinne Dufka mengatakan pihak berwenang harus melindungi masyarakat, membawa para pelaku ke pengadilan dan mengatasi akar penyebab kekerasan.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Abuja, ibukota Nigeria, meminta pemerintah federal Nigeria untuk mencari keadilan "di bawah aturan hukum dan secara transparan," kata kedutaan.
Saat malam tiba, polisi dan tentara mulai berkumpul di dua lingkungan di Jos. Jonathan mengatakan pasukan keamanan akan menutup perbatasan Plateau untuk menghentikan senjata dan pejuang dari infiltrasi. Tetapi orang-orang bisa melewati pos pemeriksaan tanpa digeledah. Beberapa pos malah kosong, sementara polisi dan tentara di mobil yang lain hanya menonton lewat tanpa menghentikan mereka.
AP | HAYATI MAULANA NUR