Turkmenistan Tolak Bekas Perwira Mossad Jadi Duta Besar

Reporter

Editor

Rabu, 3 Maret 2010 13:00 WIB

Potongan gambar dari situs resmi Mossad.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tidak jelas di mana sekarang orang-orang Mossad yang membunuh tokoh Hamas, Mahmoud al-Mabhouh, sekarang yang bersembunyi. Tapi mereka bisa menengok nasib bekas perwira Mossad yang ketahuan lebih sepuluh tahun lalu, Reuven Dinel.

Dinel pada 1996 tertangkap basah sebagai agen Mossad di Rusia. Ia kemudikan menjabat berbagai posisi sipil. Sekarang, ia dicalonkan sebagai duta besar Rusia untuk Turkmenistan. Hasilnya, Turkmenistan menolak Dinel.

Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, September silam, mengirim surat kepada Turkmenistan bahwa duta besar mereka untuk negeri di Asia Tengah adalah Reuven Dinel.

Hubungan dengan Turkmenistan ini penting bagi Israel. Pertama, hubungan kedua negara baru naik ke tingkat duta besar dan Dinel bakal menjadi duta besar pertama. Yang kedua, Turkmenistan memiliki perbatasan yang panjang dengan Iran.

Lieberman menunjuk Dinel, orang yang dekat dengannya, sebagai duta besar. Salah satu isyarat kedekatan kedua orang ini saat menjadi menteri perhubungan pada 2003, Lieberman menunjuk Dinel untuk memimpin proyek pelabuhan Carmel di Haifa. Saat ini Dinel menjadi deputi direktur jenderal manajemen sumber daya manusia di Perusahaan Pengembangan dan Aset Pelabuhan Israel.

Tapi penunjukan ini tidak disukai Turkmenistan. Sampai sekarang, empat bulan setelah surat dikirim ke ibu kota Turkmenistan, negeri tetangga Iran itu belum juga meratifikasi penunjukan ini.

Sesuai adab diplomatik dunia, Turkmenistan tidak bisa mengatakan alasan mengapa mereka tidak juga menerima Dinel sebagai duta besar Israel. Tapi seorang pejabat di Kementrian Luar Negeri Israel menduga hal ini karena Dinel adalah bekas perwira Mossad. "Mereka (Turkmenistan) berharap kita akan mendapat isyarat itu dan menunjuk orang lain untuk posisi ini," katanya sesuai dikutip harian Haaretz.

Sebagai perwira Mossad, Dinel pernah mendapat malu dan diusir dari Rusia pada 1996. Saat itu Dinel menjadi wakil Mossad di Moskow. Ia mengelola mata-mata Rusia.

Sialnya ia tertangkap basah menerima foto satelit yang masuk kategori rahasia dari seorang perwira militer Rusia yang menjadi mata-mata Israel. Sebagai diplomat di kedutaan, Dinel memang tidak ditangkap. Tapi Rusia mempersona-non-grata perwira Mossad itu.

Seorang pejabat Kementrian Luar Negeri Israel pun tidak habis pikir mengapa menterinya, Lieberman, berniat mengirim Dinel ke Turkmenistan. Lieberman juga tidak bertanya dulu pada para diplomat sebelum memutuskan hal ini. "Tak mungkin ia akan mendapat persetujuan pemerintah Turkmenistan," kata pejabat ini.

Bisa dibayangkan, pada skandal pembunuhan di Dubai, ada 27 nama terkait Mossad. Tidak hanya satu seperti kasus Dinel. Jadi, mungkin saja, ke-27 nama itu sudah membayangkan nasibnya bakal seperti Dinel.

NURKHOIRI

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya