Castro Salahkan Amerika dan Bantah Penyiksaan Tahanan

Reporter

Editor

Kamis, 25 Februari 2010 09:16 WIB

Presiden Kuba Raul Castro melambaikan tangan kepada anggota Parlemen, setelah menutup sesi terakhir tahun 2009 di Havana (21/12). AP/Ismael Francisco,Prensa Latina
TEMPO Interaktif, Havana - Kematian tahanan politik Kuba akibat kematian mogok makan memicu kecaman internasional dan penyesalan dari Presiden Kuba Raul Castro. Meski demikian dia menyarankan agar Amerika Serikat yang harus disalahkan dalam kasus yang terjadi Rabu (24/2) kemarin ini.

Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika dan Uni Eropa mendesak Kuba untuk membebaskan para tahanan politik. Seperti yang dilakukan kelompok hak asasi manusia Amnesty International, yang menyatakan kematian Zapata Orlando Tamayo pada Selasa waktu setempat setelah 85 hari mogok makan adalah "dakwaan mengerikan" di negara itu.

Castro, di tengah-tengah kunjungan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Brazil ditanya oleh wartawan tentang kematian Zapata.

"Kami sangat menyesal. Itu hasil hubungannya dengan Amerika Serikat," katanya saat mendampingi Lula di pelabuhan Mariel, sebelah barat Havana.

Kuba menganggap para pembangkang menjadi tentara bayaran Amerika Serikat yang bekerja untuk menggulingkan pemerintah komunis dan menyalahkan Washington yang dianggap mendorong aktivitas ilegal mereka terhadap negara Kuba.

"Kami tidak membunuh siapa pun, di sini tidak ada seorang pun disiksa. Itu terjadi di pangkalan Guantanamo, bukan di wilayah kita," kata Castro.

Yang dimaksud Castro adalah pangkalan angkatan laut Amerika di Guantanamo, tempat Amerika menahan tersangka terorisme asing yang telah mengakui menggunakan teknik interogasi dengan penyiksaan.

Reyna Tamayo, ibu dari tahanan yang mati, tidak menerima penjelasan Castro atas peristiwa itu. Ia menuding peristiwa itu adalah pembunuhan berencana. "Mereka adalah orang-orang yang membunuhnya, ini direncanakan. Mereka adalah orang-orang yang membunuhnya," katanya kepada Reuters melalui telepon dari rumahnya di kota timur Banes, tempat anaknya dipindahkan setelah sekarat di sebuah rumah sakit di Havana.

Dia mengatakan pihak berwenang Kuba ingin anaknya dimakamkan Rabu malam, tapi ia berharap untuk menunda pemakaman sampai Kamis.

Zapata (42), dipenjara sejak tahun 2003 dan akan menjalani 36 tahun penjara, melancarkan aksi mogok makan untuk memprotes kondisi penjara.

Komisi Hak Asasi Manusia Kuba melalui juru bicaranya Sanchez Elizardo menyalahkan pemerintah Kuba karena tidak berbuat cukup untuk menyelamatkan Zapata dan memprotes komentar Castro tentang tidak adanya penyiksaan di penjara-penjara Kuba.

Kematian Zapata menambah ketegangan hubungan Amerika-Kuba, setelah sebelumnya mulai memanas saat serorang warga Amerika ditahan karena dicurigai sebagai mata-mata.


REUTERS | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

10 Oktober 2017

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

10 Oktober 2017

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.

Baca Selengkapnya

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

13 Januari 2017

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.

Baca Selengkapnya

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

29 Desember 2016

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.

Baca Selengkapnya

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

5 Desember 2016

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.

Baca Selengkapnya

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

4 Desember 2016

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca Selengkapnya

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

28 November 2016

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk

membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta


dengannya.

Baca Selengkapnya

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

28 November 2016

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Baca Selengkapnya

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

26 November 2016

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

26 November 2016

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.

Baca Selengkapnya