Setelah Lima Tahun Tutup, Amerika Buka Kembali Kedutaannya di Suriah
Reporter
Editor
Rabu, 17 Februari 2010 10:23 WIB
guardian.co.uk
TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengambil langkah maju yakni akan membuka kembali kantor kedutaan besarnya di Damaskus, Suriah, yang sudah lima tahun tutup.
Gedung Putih mengatakan, untuk menempati pos kedutaannya, Obama menominasikan diplomat karir Robert Ford. Namun nama Ford harus dikonfirmasikan dulu ke Kementrian Luar Negeri Amerika.
"Duta besar Ford sangat berpengalaman bertahun-tahun di Timur Tengah," kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs. "Dia ditunjuk mewakili Presiden Obama untuk bisa mengomunikasikan kepentingan Amerika dengan pemerintah dan rakyat Suriah."
Amerika menarik duta besarnya dari Damaskus pada 2005 setelah terjadi pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik al-Hariri di Beirut. Musuh Suriah di Lebanon menuduh Damaskus berada di balik pembunuhan tersebut, namun Suriah menolak dakwaan itu.
Media Suriah dan Lebanon selama sepekan memberitakan intensitas Obama menunjuk Ford sebagai duta besar Amerika di Suriah. Saat ini Ford menjabat sebagai Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Amerika di Bagdad. Sebelumnya, dia staf dilpomat kedutaan di Aljazair 2006-2008 dan Wakil Kepala Misi di Bahrain 2001 dan 2004.
Koran pro-pemerintah pekan lalu melaporkan bahwa Damaskus setuju atas usulan Amerika untuk membuka kembali kantor kedutaannya.
Hubungan antara Washington dan Damaskus mengalami perkembangan bagus sejak Obama menjabat sebagai presiden 13 bulan lalu. Para pengamat mengatakan Washington mengharapkan Suriah menghentikan dukungannya kepada Iran dan membantu menstabilkan tetangganya Irak.
Meskipun demikian, Mei lalu, Obama tetap memperbaruhi saknsi terhadap Suriah karena dukungannya terhadap kelompok-kelompok teroris, memproduksi senjata pemusnah massal, mendestabilkan Irak, serta membuka perbatasannya untuk para pejuangal-Qaidah.
Suriah dan Iran merupakan pendukung utama Heizbullah, satu kekuatan politik Muslim Shia dan kelompok gerilyawan di Lebanon yang bertempur melawan Israel pada 2006.