Pratiwi Sudharmono Pertanyakan Kesiapan Lapisan Keramik Pesawat Ulang Alik Columbia

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 14:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan calon astronot putri Indonesia Dr. Pratiwi Sudharmono mempertanyakan kesiapan lapisan keramik pada pesawat ulang alik Columbia, yang meledak Sabtu (1/2) ketika kembali ke Bumi. Ini karena lapisan keramik itu berfungsi untuk mengatasi panas yang timbul akibat gesekan badan pesawat dengan atmosfer ketika memasuki orbit Bumi. Fungsi lapisan keramik ya hanya antisipasi panas ketika masuk orbit Bumi. Sementara usia pesawat sudah dipakai sejak tahun 1980an, kata Pratiwi Sudharmono kepada Tempo News Room melalui saluran telepon, Minggu (2/2). Pratiwi, yang pernah belajar di NASA Amerika, mengatakan bahwa dalam penerbangan pesawat ulang alik ada dua saat yang paling kritis, yaitu saat menuju luar angkasa, dan ketika pesawat kembali ke Bumi. Untuk menghadapi saat-saat yang kritis ini, lanjut dia, para astronot mendapatkan serangkaian pelatihan khusus. Tapi nggak ada persiapan untuk antisipasi ledakan semacam itu (Columbia) karena itu diluar kemampuan manusia, kata dia. Para astronot, lanjut dia, adalah orang yang terpilih secara ketat. Salah satu persyaratan untuk lolos adalah kemampuan untuk menghadapi tekanan yang sangat berat. Ada tes psikotes yang menyaring orang yang bisa ambil keputusan pada saat sangat darurat, kata dia. Namun, untuk kasus Columbia, lanjut dia hal itu hampir mustahil diantisipasi oleh para awak karena penyebab ledakan berasal dari luar. Kalo untuk antisipasi ledakan nggak ada, ujar perempuan berumur 51 tahun ini. Untuk itu, para astronot adalah orang-orang yang sudah memahami betul resiko profesi yang mereka jalani, hingga resiko terburuk seperti dalam kasus meledaknya Columbia. Dalam masa persiapannya, para astronot mendapatkan penjelasan mengenai semua hal mengenai pesawat dan misi yang mereka emban, Kita dikasih tahu semua mengenai struktur pesawat dan kemungkinan yang bisa terjadi, kata dia. Ruang dalam pesawat sendiri, tambah dia, bukanlah ruangan yang nyaman dan aman. Nggak ada tempat untuk lari, nggak ada, kata dia. Dalam kecepatan yang mencapai 20 ribu kilometer per jam, kata dia, para astronot berada ditempat duduknya masing-masing ketika memasuki bumi. Mereka juga telah mengenakan baju khusus, yang belum ada pada zaman astronot tahun 1980an. Namun ketika musibah terjadi seperti kasus Columbia, lanjut dia, mustahil para awak dapat menyelamatkan diri. Nggak mungkin pakai kursi pelontar dalam kecepatan seperti itu, kata dia. Budi Riza Tempo News Room

Berita terkait

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 menit lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

2 menit lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

2 menit lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

4 menit lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

6 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024 masih imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

13 menit lalu

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

23 menit lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

24 menit lalu

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

24 menit lalu

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

31 menit lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya