Bantuan Lambat, Korban Gempa Haiti Mulai Frustasi

Reporter

Editor

Sabtu, 16 Januari 2010 07:58 WIB

75 anggota Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) Indonesia persiapan menuju lokasi gempa Haiti di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Jumat (15/1). SRC PB akan membantu korban gempa di Haiti. TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Port-Au-Prince – Jurang keputusasaaan melanda para korban gempa di haiti. Mayat-mayat yang membusuk akhirnya dimakamkan secara massal sebisa dan secepat mungkin. Sementara korban yang selamat mulai mengemis mencari makanan dan air minum.

Militer Amerika Serikat mengambil kendali di bandara, membantu mengoordinasikan penerbangan membawa bantuan dan mengevakuasi orang asing dan yang terluka. Tim medis mendirikan rumah sakit darurat, para pekerja mulai membersihkan jalan-jalan dari mayat yang bergelimpangan. Sedang air didistribusikan di kantong-kantong kota.

Tapi tugas itu semua teramat besar. Bantuan pekerja yang tidak kenal lelah masih dinilai lambat. Ada laporan penjarahan di pusat kota. Mereka membawa golok, bahkan perampok dilaporkan menembak satu orang. Korban selamat mulai hilang kendali dan berperang satu sama lain untuk berebut makanan yang ditarik dari puing-puing.

"Jika situasi seperti ini tak segera dicari jalan keluarnya, maka kondisinya akan tambah kacau,” kata Steve Matthews, seorang veteran pekerja bantuan yang kini bersama organisasi bantuan Kristen World Vision.

Waktu juga sudah hampir habis untuk menyelamatkan siapa saja yang mungkin masih terjebak hidup di reruntuhan bangunan di Port-au-Prince yang dilanda gempa 7,3 Skala Richter, Selasa lalu.

Advertising
Advertising

"Dalam tiga atau empat hari tanpa air, mereka (korban selamat) akan sakit," kata Dr Michael VanRooyen dari Harvard Humanitarian Initiative di Boston. "Sekitar tiga hari ini, anda akan melihat orang-orang mulai menyerah."

Kru TV Australia menarik bocah perempuan berusia 16 bulan dari puing-puing rumahnya Jumat lalu. Dia selama 68 jam terperangkap. Tetangga dan wartawan mendengar teriakan dan menemukannya. "Saya bisa melihat mayat yang ada di sana, di atas lemari, Saya juga mendengar suara bayi menjerit," kata David Celestino dari Republik Dominika, yang telah bekerja dengan kru TV
Palang Merah memperkirakan 45.000 sampai 50.000 orang tewas. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebanyak setengah dari bangunan di ibu kota hancur.


AP| NUR HARYANTO

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

Gempa dirasakan di wilayah Sumedang utara dan selatan dengan skala intensitas gempa III - IV MMI.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

3 hari lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

4 hari lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

5 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gempa Bumi Dahsyat Sichuan 2008 Berkekuatan 7,9 SR: Sekitar 90 Ribu Jiwa Tewas

6 hari lalu

Mengenang Gempa Bumi Dahsyat Sichuan 2008 Berkekuatan 7,9 SR: Sekitar 90 Ribu Jiwa Tewas

Gempa bumi dahsyat Sichuan yang terjadi pada 12 Mei 2008 menjadi salah satu gempa dengan korban jiwa terbanyak yang terjadi di China.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

11 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

11 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

11 hari lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya