Cina menjalankan kontrol perencanaan keluarga yang ketat, termasuk membatasi warganya untuk hanya memiliki satu anak. Karena preferensi tradisional untuk ahli waris laki-laki, banyak keluarga mengakhiri kehamilan janin perempuan dengan harapan bisa mendapatkan anak laki-laki. Pembunuhan bayi perempuan juga telah menjadi masalah.
Studi oleh Akademi Ilmu Sosial Cina (CASS), sebagaimana dilaporkan media pemerintah Cina pekan ini, secara khusus mengatakan preferensi itu berada di balik ketidakseimbangan tersebut.
"Aborsi jenis kelamin tertentu sangat biasa, terutama di daerah pedesaan," kata laporan CASS. "Fenomena aborsi janin perempuan sangat serius."
Cina melarang tes untuk menentukan jenis kelamin janin untuk alasan non-medis, tetapi hal itu masih lazim dilakukan, terutama oleh klinik swasta tak resmi di pedesaan.
Laporan itu mengatakan rasio laki-laki dan wanita pada saat lahir di Cina adalah 119 laki-laki untuk 100 wanita, dengan kesenjangan tertinggi 130 laki-laki untuk setiap 100 wanita di beberapa provinsi. Di negara-negara industri, rasionya adalah 107 hingga 100.
Laporan ini mirip dengan penelitian lain dalam beberapa tahun terakhir yang memperingatkan masalah-masalah sosial yang serius karena kesenjangan itu.
Harian Global Times mengutip seorang peneliti, Wang Guangzhou, yang mengatakan bahwa orang-orang dengan pendapatan rendah akan kesulitan menemukan pasangan hidup di daerah pedesaan. Hal itu menyebabkan masalah-masalah kejahatan. Surat kabar itu juga mengatakan penculikan dan perdagangan perempuan marak di daerah-daerah dengan kelebihan jumlah laki-laki.
Studi CASS mirip laporan yang diterbitkan bulan April lalu di BMJ, yang sebelumnya dikenal sebagai British Medical Journal, yang mengatakan Cina memiliki 32 juta lebih laki-laki muda daripada perempuan muda karena orangtua menggugurkan janin perempuan untuk memiliki anak laki-laki.
Studi BMJ bahkan menemukan rasio lebih tinggi, di mana 140 anak laki-laki untuk setiap 100 anak perempuan dalam rentang usia 1-4 di Provinsi Jiangxi dan Henan. Angka-angka itu berdasarkan data dari tahun 2005.
Cina menjalankan kontrol kelahiran ketat pada tahun 1970 untuk membatasi pertumbuhan populasi yang besar, dengan alasan bahwa sumber daya, terutama tanah, semakin terbatas dan bahwa perubahan-perubahan itu diperlukan untuk melakukan modernisasi. Pemerintah mengatakan kontrol itu mencegah tambahan 400 juta kelahiran di negara yang paling padat penduduknya, 1,3 miliar, itu.
AP | EZ
Berita terkait
Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing
38 menit lalu
Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel
Baca SelengkapnyaZulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina
3 jam lalu
Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.
Baca SelengkapnyaFilipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan
12 jam lalu
Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan
Baca SelengkapnyaCina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing
15 jam lalu
Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas
Baca SelengkapnyaTerkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara
17 jam lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram
1 hari lalu
Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.
Baca SelengkapnyaMenlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional
1 hari lalu
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.
Baca SelengkapnyaTerkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina
1 hari lalu
BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHuawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina
2 hari lalu
Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC
Baca SelengkapnyaAntony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina
2 hari lalu
Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.
Baca Selengkapnya