Tujuh Perwira CIA Tewas Dijebak Mata-Mata Sendiri di Afganistan

Reporter

Editor

Selasa, 5 Januari 2010 09:17 WIB

asarsia
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tujuh perwira dinas intelijen Amerika Serikat CIA yang tewas di Afganistan pekan lalu, ternyata dijebak oleh orang Yordania yang menjadi mata-mata mereka sendiri.

Para perwira CIA itu tewas di Provinsi Khost, Afganistan, dekat perbatasan Pakistan, pada pekan lalu akibat bom bunuh diri di markasnya. Si pembom bunuh diri, Humam Khalil Abu-Mulal al-Balawi, adalah orang Yordania yang menjadi mata-mata CIA di Afganistan.

Al-Balawi ini, selama dua pekan sebelum melakukan serangan bunuh diri, memberi informasi intelijen kelas atas, yang informasinya bisa langsung ditindak lanjuti oleh CIA. Informasinya bukan intelijen kasar yang masih harus dianalisis.

Saat serangan itu, al-Balawi berpura-pura mengundang tujuh perwira CIA itu berkumpul di kompleks persembunyian mereka saat serangan. Ia mengatakan akan memberi informasi muktahir soal para pemimpin al-Qaidah.

Karena al-Balawi sudah dikenal baik oleh petugas keamanan, mobilnya tidak diperiksa saat masuk kompleks persembunyian CIA di Khost. Mobil itu ditabrakkan ke rumah persembunyian dan menewaskan sejumlah orang termasuk tujuh perwira CIA.

Nama al-Balawi sebagai pembom sudah dikonfirmasi oleh harian Washington Post, al-Jazeera, dan MSNBC. Menurut al-Jazeera, al-Balawi direkrut menjadi mata-mata CIA untuk melacak orang nomor dua al-Qaidah, dr. Ayman al-Zawahiri.

Sebagai pengendali al-Balawi, CIA memanfaatkan dinas intelijen Yordania. Praktis, al-Balawi ini menjadi agen rahasia untuk dua negara, Yordania dan Amerika Serikat.

Itu sebabnya, dalam ledakan di Khost, seorang perwira intelijen Yordania, bernama Sharif Ali bin Zeid, ikut tewas. Sharif Ali ini bertugas sebagai pengendali al-Balawi.

Yordania, menurut bekas seorang perwira CIA yang pernah ditugaskan di Afganistan pasca-2001, Jamie Smith, diam-diam banyak membantu Amerika Serikat.

Dinas intelijen Yordania, menurut Smith, memahami budaya orang-orang al-Qaidah yang menjadi buruan Amerika Serikat. Mereka mengetahui orang-orang jahat itu, budayanya, teman-temannya, dan lebih (dari semua orang) soal jaringan tempat mereka berasal," kata Smith.

Dinas intelijen Yordania, juga pintar menginterogasi tangkapan dan mencari mata-mata. Meskipun, dalam kasus al-Balawi, ternyata mata-mata itu kemudian berkhianat kepada mereka.

WASHINGTON POST/NURKHOIRI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya