Yahudi di Yaman Tinggal 370 Orang, Sebagian Hidup di Amerika Serikat  

Reporter

Editor

Selasa, 22 Desember 2009 17:20 WIB

AP Photo

TEMPO Interaktif, Pejabat Amerika Serikat dan organisasi Yahudi, baru-baru ini terbang ke Yaman untuk mengecek keberadaan kaum Yahudi di sana. Kabarnya mereka dalam situasi berbahaya, mendapatkan berbagai ancaman termasuk pembunuhan. Tahun lalu, seorang pria Yahudi ditemukan tewas sementara lainnya terancam.

Rabbi Yusuf Musa Salim kini berada di ibu kota Yaman, Sanaa, setelah menghilang dari rumahnya di Yaman Utara.

Ketika ditemui, wajahnya nampak kuyuh. Dia bercerita sambil bercucuran air mata, “Mereka memberi peringatan kepada kami untuk meninggalkan tempat ini selama tujuh hari atau akan membunuh kami,” ujarnya kepada BBC Siaran Dunia, sambil menunjuk kelompok gerakan Shia di utara negara sebagai pelaku ancaman.

“Mereka merusak rumah kami dan meratakannya. Mereka tidak sedikitpun menyisahkan untuk kami, oleh sebab itu kalau kami pergi lantas harus mengenakan apa?”

Tertapi, lanjutnya dengan menangis, Rabbi Yusuf menyerahkan segalanya dengan Yang Di Atas dan tetap hidup dengan tradisi Yauhudi yang sudah ratusan tahun berlaku di sana.

Menurut sejarawan Tim Mackintosh Smith, keberadaan komunitas Yahudi di Yaman sudah ada sejak abad ke enam, “Keberadaan mereka di Yaman sudah ada sejak abad ke-6 Masehi,” jelasnya.

“Hal ini kami ketahui dari keberadaan seorang raja Yahudi di sini yakni Dhu Nuwas.”

Mackintosh Smith menambahkan, terwujudnya negara Israel secara efektif berdampak pada terbelahnya komunitas Yahudi di Yaman. Sebab pada 1940, di Yaman terjadi gerakan antiYahudi menyebabkan puluhan ribu Yahudi Yaman dievakuasi ke Israel sebagai bagian dari pengangkutan besar-besaran melalui udara yang dikenal dengan “Operasi Karpet Ajaib”.

Kini, untuk mengatasi kesulitan kaum Yahudi di Yaman, sekelompok Yahudi Amerika Serikat memberikan bantuan US$750,000 atau setara dengan Rp 7,1 miliar. Dana tersebut diserahkan melalui Departemen Luar negeri Amerika Serikat yang digunakan sebagai biaya keluar dari Yaman. Selain dari Amerika Serikat, Israel juga mengorganisir penerbangan untuk mereka. Hingga tahun ini, bantauan yang diterima di Yaman mencapai 20 persen.

Namun, tidak semua Yahudi di Yaman berpikir bagaimana menghabiskan bantuan keuangan tersebut. Rabbi Yusuf Jais misalnya, akan memanfaatkan uang tersebut untuk komunitas Yahudi di Yaman. “Masyarakat memang mendukung kami, etapi terbatas pada membangun sekolah dan mengadakan acara pernikahan, tetapi mereka tidak membantu kami untuk hidup.” Dia katakan, ingin terbang ke Amerika dan tinggal di sana.

Salah seorang yang sekarang tinggal di Amerika Serikat adalah Shaukat Khani. Tiga bulan lalu dia memindahkan seluruh keluarga, termasuk istri dan sembilan anaknya ke New York. “Di sana (Yaman) banyak orang bodoh, mempraktekkan hidup diskrminasi dan banyak pembunuhan. Hidup tidak aman, untuk itulah kenapa kami meninggalkan Yaman,” kata Khani.

Khani juga mengatakan, hidup sebagai Yahudi di Yaman sangat sulit. “Tidak ada yang peduli terhadap anak-anak kami di sekolah dan kami tidak bisa mendapatkan daging sesuai dengan ajaran kami. Di sana juga tidak ada yang peduli terhadap perkawinan.”

Kini, setelah tinggal di Amerika Serikat, Khani sangat bahagia. “Di sini banyak kaum Yahudi dan sekolahan untuk anak-anak kami serta rumah sakit untuk masyarakat.”

“Tuhan bersama Amerika Serikat. Kehidupan kami sangat diperhatikan. Mereka memberikan apa yang rakyat butuhkan.”

BBC | CHOIRUL



Berita terkait

Tiga Orang Bertopeng Berusaha Membakar Sinagoga Yahudi di Swedia

11 Desember 2017

Tiga Orang Bertopeng Berusaha Membakar Sinagoga Yahudi di Swedia

Polisi Swedia menangkap tiga orang bertopeng yang berusaha membakar tempat ibadah umat Yahudi atau sinagoga di kota Gothenburg.

Baca Selengkapnya

Israel Minta Warganya Tidak Liburan ke Eropa

15 September 2017

Israel Minta Warganya Tidak Liburan ke Eropa

Pelarangan yang disampaikan oleh Biro Israel itu menjelang musim liburan di negeri tersebut.

Baca Selengkapnya

Hotel di Swiss Picu Amarah Kaum Yahudi dan Pemerintah Israel

17 Agustus 2017

Hotel di Swiss Picu Amarah Kaum Yahudi dan Pemerintah Israel

Papan pemberitahuan di satu hotel di Swiss menimbulkan amarah kaum Yahudi dan pemerintah Israel.

Baca Selengkapnya

Yahudi Venezuela Ramai-ramai Migrasi ke Israel

1 Agustus 2017

Yahudi Venezuela Ramai-ramai Migrasi ke Israel

Pada akhir 2017, lembaga internasional Kristen-Yahudi berharap sekitar 100 imigran Venezuela bisa masuk ke Israel.

Baca Selengkapnya

Yahudi Minta Trump Tidak Data Muslim, Atau Ini yang Terjadi

20 November 2016

Yahudi Minta Trump Tidak Data Muslim, Atau Ini yang Terjadi

Yahudi menolak rencana pendataan muslim di AS. Jika Trump memberlakukannya, tokoh Yahudi terkenal ini akan mendaftarkan diri sebagai muslim.

Baca Selengkapnya

Ultra Nasionalis Yahudi Perpanjang Bebas Wajib Militer

25 November 2015

Ultra Nasionalis Yahudi Perpanjang Bebas Wajib Militer

Kemenangan pihak ultra-ortodoks pendukung PM Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru, Perempuan Yahudi Dilarang Mengemudi  

28 Mei 2015

Aturan Baru, Perempuan Yahudi Dilarang Mengemudi  

"Larangan kejam [dari] kekuasaan dan kontrol semena-mena laki-laki atas perempuan."

Baca Selengkapnya

Jurnalis Ini Rekam Kebencian Warga Prancis terhadap Yahudi

18 Februari 2015

Jurnalis Ini Rekam Kebencian Warga Prancis terhadap Yahudi

Wartawan Yahudi Zvika Klein mengatakan semakin jauh dari tempat wisata, ia menyaksikan tatap penuh kebencian, pernyataan perang, dan permusuhan.

Baca Selengkapnya

Terancam Dibunuh, Yahudi Eropa Diajak Pindah Massal ke Israel

16 Februari 2015

Terancam Dibunuh, Yahudi Eropa Diajak Pindah Massal ke Israel

Netanyahu meminta warga Yahudi pindah pasca-serangan di Denmark dan Paris.

Baca Selengkapnya

Ejek Anak-anak Yahudi, 5 Remaja Australia Ditangkap

8 Agustus 2014

Ejek Anak-anak Yahudi, 5 Remaja Australia Ditangkap

Protes anti-semit meningkat hampir di seluruh penjuru dunia.

Baca Selengkapnya