Cina: Negara Maju Gagal Kurangi Emisi

Reporter

Editor

Sabtu, 19 Desember 2009 17:13 WIB

TEMPO Interaktif,Kopenhagen - Perdana Menteri Cina Wen Jiabao mengutip pepatah Timur dan Barat pada pidatonya di depan Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Kopenhagen. “Seribu mile perjalanan dimulai dengan langkah pertama,” kata Jiabao. Dia kemudian mengutip peribahasa dari Barat. “Roma tidak dibangun dalam satu hari.”

Jiabao yang memberi judul pidatonya ‘Membangun Konsensus dan Memperkuat Kerjasama untuk Mempercepat Proses Bersejarah dalam Melawan Perubahan Iklim’ berpidato pada Jumat (18/12) pagi waktu Denmark. Pepatah yang disampaikan itu merujuk gagalnya negara-negara maju menyepakati target pengurangan emisi pada komitmen periode pertama tahun 2012 dari Protokol Kyoto.

Oleh karena itu dia meminta negara-negara maju tidak terfokus untuk membuat janji jangka panjang. Dia mengusulkan ada target yang praktis dan segera untuk mengurangi emisi karbon bagi negara-negara maju yang biasa disebut negara Annex I. “Satu tindakan jauh bermakna ketimbang belasan program,” kata Jiabao.

Dia mengingatkan bahwa sejak Revolusi Industri 200 tahun lalu, negara-negara maju menyumbang 80 persen total gas karbon dioksida di atmosfer. Gas ini merupakan salah satu gas-gas rumah kaca yang
membuat pemanasan global yang berimplikasi pada perubahan iklim. Oleh karena itu dia ingin semua pihak menegakkan aturan atau kesepakatan yang adil.

Antara tahun 1990 sampai 2005, kata Jiabao, emisi per unit dari GDP Cina turun 46 persen. Cina membuat target baru memangkas emisi karbon dioksida per unit GDP menjadi 40-45% pada tahun 2020 dari level 2005. Menurutnya, target ini merupakan tindakan sukarela Cina yang tidak terikat dengan target pengurangan emisi negara lain.

Amerika Serikat yang menolak Protokol Kyoto selama ini berdalih bahwa pengurangan emisi juga harus dilakukan negara-negara berkembang seperti Cina dan India. Negara adi daya ini melihat bahwa pertumbuhan ekonomi kedua negara itu jauh pesat dan penyumbang emisi karbon dioksida ke atmosfer. Pertentangan antara Amerika Serikat di satu sisi dengan Cina dan India pada sisi lain, menjadi salah satu batu sandungan kegagalan konferensi perubahan iklim.


UNTUNG WIDYANTO [KOPENHAGEN]

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

1 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

13 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

13 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

13 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

18 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

24 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya