Ancaman Walk-Out Hantui Pertemuan Kopenhagen

Reporter

Editor

Senin, 14 Desember 2009 22:03 WIB

TEMPO Interaktif, Kopenhagen - Pembicaraan penting mengenai iklim di Kopenhagen terhenti setelah beberapa negara berkembang menolak untuk mengambil bagian dalam pembicaraan lebih lanjut sampai negara-negara kaya sepakat untuk berbuat lebih banyak membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Keadaan ini memburuk, ketika datang kabar dari Downing Street yang mengumumkan bahwa Perdana Menteri Gordon Brown akan terbang dua hari lebih awal ke Kopenhagen dari rencana. Ini dianggap upaya melepaskan bebannya untuk mencapai kesepakatan ini.

Namun hal ini disangkal secara tegas. Melalui juru bicara perdana menteri, dikatakan Brown tetap optimistis bahwa kesepakatan politik dapat dicapai pada hari Jumat, dengan sebuah kerangka kerja untuk mengurangi emisi setelah perjanjian Kyoto berakhir pada tahun 2012.

Brown telah mengidentifikasi kebutuhan untuk membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi karbon dan beradaptasi dengan dampak pemanasan global sebagai salah satu elemen kunci untuk kesepakatan apapun.

Para demonstran mengatakan negara-negara berkembang harus memusatkan perhatian pada masalah pemotongan karbon dunia yang dilakukan oleh industrui di negara-negara kaya. Wakil-wakil dari negara-negara berkembang mengatakan mereka tidak akan berpartisipasi dalam kelompok kerja 192 negara sampai masalah teratasi.

Advertising
Advertising


REUTERS| ITN| NUR HARYANTO

Berita terkait

Sebar Kebencian, 6 Ulama dan Pendeta Dicegah Masuk ke Denmark

3 Mei 2017

Sebar Kebencian, 6 Ulama dan Pendeta Dicegah Masuk ke Denmark

Denmark untuk pertama kali mengeluarkan larangan masuk dan berkhotbah atas lima ulama dan seorang pendera Kristen karena menyebarkan kebencian

Baca Selengkapnya

Ke Rusia, Parlemen Denmark Tinggalkan Telepon Seluler dan Laptop

8 Maret 2017

Ke Rusia, Parlemen Denmark Tinggalkan Telepon Seluler dan Laptop

Parlemen Denmark telah diminta untuk meninggalkan ponsel pintar, tablet dan laptop di rumah selama kunjungan ke Rusia. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Pencuci Piring Ini Jadi Bos di Restoran Terbaik Dunia  

4 Maret 2017

Pencuci Piring Ini Jadi Bos di Restoran Terbaik Dunia  

Ali Sonko yang bekerja sebagai pencuci piring di salah satu
restoran terbaik di dunia, pekan ini diangkat menjadi salah
satu bos restoran itu

Baca Selengkapnya

Joanna Palani, Wanita yang Ditakuti ISIS  

22 Desember 2016

Joanna Palani, Wanita yang Ditakuti ISIS  

ISIS menawarkan hadiah US$ 1 juta (sekitar Rp 13 miliar) bagi siapa saja yang mampu membunuh Palani.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Denmark Pilih Jadi Ateis

9 September 2016

Ribuan Warga Denmark Pilih Jadi Ateis

Kampanye kelompok ateis diklaim telah mempengaruhi warga Denmark untuk ramai-ramai meninggalkan agamanya.

Baca Selengkapnya

Wow! Penemuan Salib Ini Mengubah Sejarah Kristen Denmark  

19 Maret 2016

Wow! Penemuan Salib Ini Mengubah Sejarah Kristen Denmark  

Dampak dari temuan tersebut adalah catatan sejarah Denmark harus diubah dan perlu disesuaikan.

Baca Selengkapnya

Negara Mana yang Paling Bahagia dan Tidak Bahagia?  

17 Maret 2016

Negara Mana yang Paling Bahagia dan Tidak Bahagia?  

Denmark menjadi negara yang paling bahagia, menggusur posisi Swiss.

Baca Selengkapnya

Denmark Tingkatkan Aksi Militer Melawan ISIS  

5 Maret 2016

Denmark Tingkatkan Aksi Militer Melawan ISIS  

"Sebanyak 400 personel militer kemungkinan turut ambil bagian dalam operasi ini."

Baca Selengkapnya

Denmark Punya Masjid Khusus untuk Perempuan

15 Februari 2016

Denmark Punya Masjid Khusus untuk Perempuan

Sherin Khankan, akademisi yang tinggal di Copenhagen, Denmark mendirikan masjid khusus untuk perempuan.Masjid ini disebutnya sebagai proyek feminis.

Baca Selengkapnya

Rizal Ramli: Denmark Minati Sektor Listrik dan Pariwisata  

22 Oktober 2015

Rizal Ramli: Denmark Minati Sektor Listrik dan Pariwisata  

Ada 62 perusahaan asal Denmark dari berbagai sektor yang datang untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya