Fasilitas Nuklir Iran Tak Cukup Untuk Keperluan Sipil

Reporter

Editor

Selasa, 17 November 2009 08:38 WIB

TEMPO Interaktif, Wina - Agen Internasional Energi Atom atau IAEA mengatakan, lokasi pengayaan uranium milik Iran di wilayah barat laut, cukup untuk memproduksi cadangan senjata nuklir selama setahun.

'Pabrik' nuklir yang kemungkinan akan dioperasikan mulai 2011 itu tertutup benteng tinggi dan tebal sehingga tampak sangat rahasia. Menurut wakil ketua Progam Strategi Keamanan Federasi Ilmuwan Amerika, Ivan Oelrich kekuatan fasilitas nuklir tersebut belum cukup untuk membuat reaktor nuklir untuk keburuhan rakyat Iran.

"Tapi kalau untuk menciptakan senjata nuklir, fasilitas itu mampu. Diperkirakan fasilitas itu mampu memproduksi senjata nuklir untuk keperluan perang negaranya," kata Ivan. Fasilitas nuklir itu oleh IAEA dinamakan Fordo, yang terletak di kota suci Qom.

Fordo ditengarai merupakan 'cabang' dari fasilitas nuklir Iran sebelumnya, yakni Natanz. Pada pertengahan 2009 lalu, Natanz berhenti beroperasi. IAEA hingga kini belum mendapat keterangan mengapa Natanz berhenti beroperasi. Namun banyak pengamat di Amerika Serikat memperkirakan, berhentinya Natanz hanya sementara, karena tengah membangun Fordo.

Sudah hampir setahun, sejak 2002 lalu, IAEA mendapat hambatan dari pemerintah Iran dalam melakukan penyelidikan fasilitas nuklir disana. Natanz terungkap pada 2002 lalu saat IAEA melakukan monitoring rutin. Terungkap ada 8.600 mesin pemutar uranium di Natanz, namun hanya 4.000 mesin yang berproduksi.

Pada 2 November kemarin, IAEA mengungkap Natanz sempat menghasilkan 1,8 ton uranium. Jumlah itu terlalu sedikit untuk keperluan pembangunan reaktor nuklir untuk keperluan sipil. Namun untuk keperluan perang, jumlah tersebut bisa mematikan.

Pada Minggu (15/11) di Singapura, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan pada presiden Rusia Dmitry Medvedev bahwa telah habis waktu Iran dalam membuat perjanjian dengan IAEA.

Sejak September, Rusia menyatakan mendukung sanksi bagi Iran, jika negara pimpinan Mahmoud Ahmadinejad tersebut ternyata melaksanakan program nuklirnya untuk keperluan pembuatan senjata, dan bukan untuk kepentingan sipil. Obama meminta Ahmadinejad segera membuka pintu bagi IAEA untuk melakukan pemantauan fasilitas nuklir negaranya.

AP/A ANGIOLA HARRY

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

35 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

51 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya