Warga Muslim Amerika Serikat Khawatirkan Reaksi Tragedi Penembakan
Reporter
Editor
Sabtu, 7 November 2009 09:37 WIB
TEMPO Interaktif, Washington -Warga muslim dan keturunan Arab di Amerika Serikat mulai was-was terhadap reaksi pasca penembakan oleh tentara Amerika keturunan Arab Nidal Malik Hasan.
Nidal, yang berprofesi sebagai dokter ketentaraan berpangkat mayor melakukan penembakan membabi buta pada Jumat (6/11) di pangkalan militer Fort Hood, Amerika Serikat. Akibat perbuatannya 11 orang tewas 31 lainnya cedera.
Nidal yang lahir dan besar di Amerika, adalah keturunan Arab dengan nama famili Hasan. Menurut pakar suku dan etnis Universitas Ohio Andrew Grant-Thomas, aksi tersebut sangat membekas di keluarga Hasan.
Sementara kelompok keturunan Arab disana mengaku khawatir adanya reaksi tak menyenangkan dari warga lainnya. Juru bicara militer untuk Asosiasi Patriotik Arab-Amerika Ray Hanania mengatakan, spokesman peristiwa itu sangat merugikan bagi warga keturunan Arab. "Yang dikhawatirkan adalah kami sebagai keturunan Arab akan dimusuhi," katanya.
Angka kejahatan terhadap keturunan Arab di Amerika dan kaum muslim melonjak saat pascaperistiwa 11 September 2001. Meski menurun, namun hingga sekarang pihak polisi masih menerima cukup banyak laporan pengaduan kejahatan terhadap warga keturunan Arab dan muslim.
Meski begitu, juru bicara Departemen Keadilan dan Hukum Amerika Serikat berjanji akan menjaga hak sipil setiap warganya, baik yang muslim maupun keturunan Arab.
Penembakan oleh Nidal terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat di Pusat Kesiagaan Tentara di pangkalan itu. Tempat itu lokasi tentara yang akan atau kembali dari penugasan luar negeri menjalani pemeriksaan medis.