TEMPO Interaktif, Paris - Presiden Nicolas Sarkozy, Selasa, membela putranya Jean, 23 tahun, yang penominasiannya sebagai ketua badan yang mengelola distrik bisnis utama di Prancis merebakkan tuduhan nepotisme di dalam dan luar negeri.
Menanggapi kecaman itu, Sarkozy mengatakan: "Melemparkan seseorang ke kerumunan srigala tanpa pondasi dan dengan gaya berlebihan tidak pernah menjadi hal yang baik." Dia berbicara setelah berpidato soal reformasi sekolah tinggi, di mana dia menekankan perlunya persamaan kesempatan.
Kemarahan itu merupakan badai politik kedua bagi pemerintahannya dalam beberapa minggu terakhir. Minggu lalu, pihak oposisi mendesak pengunduran diri menteri kebudaaan Frederic Mitterrand, karena mengecilkan kasus perkosaan yang melibatkan sutradara Roman Polanski dan satu cerita dalam sebuah memoir 2006 terkait membayar layanan seks bocah-cocah pria di Thailand.
Namun, saat kasus Mitterrand -- yang tetap bertahan di posisinya -- meredup dari liputan media, berita soal Jean Sarkozy menjadi berita utama media.
"Ayahku adalah presiden," tertulis dalam media utama koran berhaluan kiri Liberation, Selasa kemarin. Sebuah foto putra tertua presiden itu terpampang di setengah halaman depan.
Meski tak ada bukti bahwa presiden terlibat dalam proses nominasi anaknya itu, Le Monde tetap mengeluarkan editorial di halaman depan seraya mempertanyakan apakah kepresidenan Sarkozy telah menjadi setengah monarki karena tidak ada seorang pun di lingkungannya yang berani memintanya untuk berhenti.
Jean Sarkozy tampak tidak hanya mengikuti gaya ayahnya, tapi juga ambisi politiknya. Pengamat yang mencatat perkembangannya, baru-baru ini merujuk pada potongan rambut barunya yang berubah dari panjang menjadi pendek.
Seperti ayahnya, dia memasuki politik di usia 20-an di departemen Hauts-de-Seine, yang termasuk wilayah pinggiran kaya dari ibu kota. Dia memimpin partai ayahnya di konstituen lama ayahnya dan menjadi anggota dari sebuah dewan lokal.
Jika nominasinya disetujui, Jean Sarkozy akan mengikuti jejak ayahnya yang memegang posisi Epad pada 2005 dan 2006.
NY TIMES | ERWIN
Berita terkait
Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan
10 September 2017
Pengalaman tragis seorang anak yang menderita lumpuh dikeroyok tikus hingga ditemukan 225 luka di tubuhnya.
Baca SelengkapnyaParis Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis
31 Agustus 2017
Kota Paris untuk pertama kali membuat ruang bersantai kaum nudis, orang-orang yang hidup tanpa busana atau telanjang, di taman Bois de Vincennes.
Baca SelengkapnyaMobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang
21 Agustus 2017
Seorang pria dengan mengendarai mobil curian menyeruduk halte bus di Marseille, Prancis pagi hari ini yang menewaskan satu wanita.
Baca SelengkapnyaPrancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara
10 Agustus 2017
Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut
Baca SelengkapnyaWarga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron
8 Agustus 2017
Petisi penolakan menuntut agar tidak ada dana publik yang disisihkan untuk posisi ibu negara bagi Briggite, istri Emmanuel Macron
Baca SelengkapnyaBerselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur
20 Juli 2017
Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer
Baca SelengkapnyaIstri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka
10 Juli 2017
Penampilan istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron memilih busana yang membuatnya tampak lebih muda dan enegik.
Baca SelengkapnyaSopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem
23 Juni 2017
Sopir bus di Prancis mulai mengenakan rok untuk menghadapi suhu yang panas ekstrem.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe
14 Mei 2017
Ribuan warga Prancis memadati Jalan Champ Elysee untuk menyaksikan presiden baru Emmanuel Macron, yang akan menuju monumen Arc de Triomphe, Paris.
Baca SelengkapnyaMacron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat
14 Mei 2017
Selama Hollande memerintah lima tahun, pertumbuhan ekonomi Prancis lamban.
Baca Selengkapnya