TEMPO Interaktif, Washington - Celana dalam pria ternyata bisa menjadi indikator resesi yang akurat di Amerika Serikat. Untuk melihat apakah ekonomi sedang memburuk, tinggal melihat tingkat penjualan celana dalam pria. Jika penjualan menaik, resesi mulai berakhir.
Saat resesi mulai berasa tahun lalu, penjualan celana dalam ikut melambat, riset pasar perusahaan lain, Mintel, menunjukkan. Tahun ini diperkirakan penjualan celana dalam turun 2,3 persen dibanding tahun lalu.
Tahun depan, menurut perkirakan Mintel, penjualan celana dalam masih akan tetap turun tapi turunnya lebih kecil yakni 0,5 persen. Ini berarti penjualan celana dalam sudah membaik lagi dan--diperkirakan--ekonomi juga akan membaik.
Laporan mulai membaiknya penjualan dilaporkan sejumlah toko seperti Sears yang mengatakan catatan memperlihatkan penjualan naik. Begitu pula di jaringan toko Target, yang selama dua bulan ini penjualan celana dalam pria naik.
WASHINGTON POST/NK
Berita terkait
Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global
11 Mei 2023
Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.
Baca SelengkapnyaJurus Jokowi Antisipasi Ancaman Resesi Global
5 September 2019
Pemerintah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar.
Baca SelengkapnyaTrump Mau Potong Pajak Penghasilan Cegah Resesi Amerika Serikat
21 Agustus 2019
Presiden Donald Trump mengatakan mulai mempertimbangkan untuk memotong pajak penghasilan untuk menghindari resesi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Didemo, Obama Sedang Apa?
23 Januari 2017
Jajak pendapat terbaru menunjukkan hanya 40 persen orang Amerika yang menyetujui Donald Trump.
Baca SelengkapnyaStimulus AS Dipangkas, Ekonomi Global Sehat
30 Januari 2014
"Tanpa stimulus moneter, pertumbuhan ekonomi global tentu lebih berarti."
Baca SelengkapnyaThe Fed Pangkas Stimulus Jadi US$ 65 Miliar
30 Januari 2014
Dana stimulus US$ 65 miliar per bulan mulai berlaku pada Februari 2014.
Baca SelengkapnyaFed Kurangi Stimulus, IHSG Menghijau
19 Desember 2013
Setelah kepastian pencabutan stimulus moneter AS, IHSG di Bursa Efek Indonesia segera menghijau pada Kamis, 19 Desember 2013.
Baca SelengkapnyaHatta: Tapering Off Pasti Lemahkan Rupiah
19 Desember 2013
"Memang kalau tapering off itu biasanya dolar menguat, akibatnya mata uang-mata uang regional melemah, termasuk rupiah."
Baca SelengkapnyaJelang Pengumuman The Fed, Wall Street Loyo
18 Desember 2013
"Investor pada dasarnya duduk di tangan-tangan mereka."
Baca SelengkapnyaShutdown AS Berakhir, Bank Indonesia Senang
18 Oktober 2013
Jika dibiarkan berlarut diyakini dapat memberikan dampak kepada ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya