Australia Gelontorkan Bonus Tunai Triliunan Rupiah untuk Tentara, Ini Alasannya
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Senin, 4 November 2024 21:57 WIB
Australia akan menghabiskan A$600 juta atau Rp 6.247.162.746.919,11 untuk perekrutan cadangan pertahanan dan memberikan bonus tunai untuk mempertahankan pasukan. Ini ketika pemerintah kiri-tengah Perdana Menteri Anthony Albanese berupaya mengatasi kekurangan tenaga kerja, para pejabat diperkirakan akan mengumumkannya pada Selasa 5 November 2024.
Tinjauan terhadap kekuatan pertahanan Australia tahun lalu mengidentifikasi tekanan tenaga kerja yang parah sebagai masalah prioritas. Hal ini bahkan ketika pemerintah menaikkan anggaran pertahanannya hingga mencapai rekor A$51,5 miliar per tahun untuk membenahi pangkalan militer di wilayah utara dan memperoleh kemampuan serangan jarak jauh.
Rencana tenaga kerja pertahanan yang diharapkan akan dirilis pada Selasa menyebutkan pasar tenaga kerja nasional yang kompetitif dan rekor tingkat pengangguran yang rendah memberikan tekanan pada kemampuan pertahanan untuk merekrut, menurut kutipan yang dilihat oleh Reuters.
Skema bonus yang diperkenalkan tahun lalu akan diperpanjang hingga 2028 dan diperluas ke jajaran menengah, menawarkan A$40.000 kepada anggota pasukan pertahanan yang tetap tinggal untuk “mengatasi kekosongan dalam pasukan”, kata rencana tersebut.
Departemen Pertahanan Australia bertujuan untuk mencapai jumlah tenaga kerja pertahanan permanen sebanyak 69.000 orang pada awal 2030-an. Dengan total gabungan tenaga kerja pertahanan dan sipil berjumlah sekitar 100.000 orang pada 2040, menurut rencana tersebut.
Pada Juni, terdapat sekitar 57.000 personel pertahanan permanen, namun jumlah tersebut tidak mencukupi posisi yang didanai.
“Personel ADF kami adalah kemampuan terbesar kami, itulah sebabnya mengapa sangat penting bahwa angkatan kerja Pertahanan mempunyai orang-orang yang dibutuhkan untuk membantu melindungi kepentingan strategis Australia,” kata Menteri Pertahanan Richard Marles dalam sebuah pernyataan.
Australia menghabiskan hingga A$368 miliar untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir di bawah kemitraan AUKUS dengan Amerika Serikat dan Inggris. Canberra juga telah mengalokasikan A$74 miliar untuk sistem rudal, sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan dengan Cina di kawasan Indo Pasifik.
Pada Senin, Australia membatalkan proyek satelit militer bernilai miliaran dolar dengan Lockheed Martin, membuka tab baru, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan mengalihkan fokusnya ke sistem multi-orbit untuk meningkatkan ketahanan Angkatan Pertahanan Australia.
Pilihan Editor: Australia Lakukan Ekspansi Militer Terbesar sejak 40 Tahun
REUTERS