Aktivis Yahudi Anti-Zionis Kutuk Serangan Israel terhadap Palestina

Minggu, 20 Oktober 2024 18:10 WIB

Yahudi ultra-Ortodoks berdemonstrasi untuk mendukung Palestina, pada hari pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pertemuan gabungan Kongres, di Capitol Hill di Washington, AS, 24 Juli 2024. Sejumlah penganut Yahudi kerap hadir dalam demo pro-Palestina untuk ikut mengkritik Israel. REUTERS/Seth Herald

TEMPO.CO, Jakarta -Seorang aktivis asal Israel, Eitan Bronstein Aparicio, mengungkap keyakinannya soal keruntuhan rezim Zionis Israel suatu saat nanti. Lahir di Argentina pada 1960-an, Aparicio merupakan anak dari keluarga Yahudi yang bermigrasi ke Israel saat ia berusia 5 tahun.

Dilansir dari Anadolu, Aparicio bercerita bahwa dirinya menolak untuk bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon dan Tepi Barat usai menyelesaikan wajib militernya di tentara Israel. Kemudian, dia pindah bersama keluarganya ke Brussels, Belgia sejak lima tahun lalu setelah memutuskan tidak ingin lagi hidup di bawah kendali rezim Zionis.

Di Brussels, Aparicio bergerak di bawah naungan Aliansi Yahudi Anti-Zionis di Belgia. Dia juga berpartisipasi dalam demonstrasi yang diselenggarakan oleh personel Uni Eropa untuk memprotes peringatan satu tahun serangan Israel terhadap Jalur Gaza.

Di depan gedung Komisi Uni Eropa, Aparicio mengatakan negaranya telah berubah menjadi negara genosida.

"Tidak mungkin untuk mencapai perdamaian dan keadilan bagi semua orang di Palestina dan Israel kecuali kita mengatasi Zionisme," kata Aparicio, dikutip dari Anadolu, Ahad, 20 Oktober 2024.

Advertising
Advertising

"Saya melihat masa depan bahwa Israel akan runtuh suatu hari nanti."

Aparicio menilai Israel menyerupai rezim kolonial atau apartheid lainnya saat ia membandingkannya dengan apartheid Afrika Selatan, yang didirikan pada hari yang sama dengan Israel dan akhirnya jatuh di bawah tekanan internasional, boikot, dan sanksi.

Ketika rezim apartheid runtuh, sambung Aparicio, sebagian besar orang Israel, yang memiliki pola pikir kolonial, tidak ingin hidup setara dengan orang Palestina.

Tekanan Internasional

Aparicio menegaskan bahwa kunci untuk mencapai menggulingkan rezim Zionis Israel memerlukan tekanan internasional. Dia menekankan perlunya sanksi dan embargo senjata dari semua negara, badan PBB, dan negara-negara Uni Eropa.

Lebih lanjut, Aparicio mencontohkan pembatasan kerja sama ekonomi Turki dengan Israel. Dia memuji Presiden Turki Erdogan yang memboikot sekaligus menutup perdagangan dengan Israel. Menurut dia sanksi berupa pembatasan kerja sama ekonomi itu berimbas pada pasar Israel.

"Sanksi penting di mana-mana, di setiap level. Karena hanya tekanan yang dapat menghentikan Israel," ujarnya.

Sikap Barat

Aparicio mengatakan negara-negara Barat memiliki tanggung jawab historis karena genosida Yahudi, terutama yang dilakukan oleh Nazi Jerman. Menurut dia, dunia Barat harus melawan rezim Zionis yang bercorak rasis terhadap Palestina.

"Pelajarannya adalah bahwa kita tidak boleh lagi memiliki rezim rasis, rezim pembunuh seperti rezim Nazi," tuturnya.

Selanjutnya, Aparicio juga menyinggung Uni Eropa yang menjadi mitra dagang terbesar Israel. Dia membandingkan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia setelah serangan terhadap Ukraina dengan apa yang dilakukan Israel di Gaza, dengan mencatat bahwa skala korban dan kerusakan di Gaza tidak ada bandingannya.

Dia mengatakan Uni Eropa justru tetap bungkam terhadap Israel. "Saya yakin ini adalah bagian dari rasisme. Sama seperti di Israel, di Uni Eropa, nyawa orang Palestina jauh kurang penting dibandingkan nyawa orang Israel, Yahudi, dan orang kulit putih Eropa," ucapnya.

Kejahatan Genosida Israel

Aparicio menyoroti serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dia menilai serangan itu merupakan kekalahan besar bagi Israel.

Aparicio mengatakan peristiwa itu berhubungan dengan kekalahan Israel dan munculnya kecenderungan sayap kanan dan fasis dalam masyarakat Israel. Menurut dia, kombinasi dua faktor ini membuat orang Israel, tentara Israel, dan pemerintah Israel hanya membalas dendam terhadap rakyat Palestina, bukan hanya terhadap Hamas.

"Balas dendam besar telah berubah menjadi pembantaian besar, genosida," kata Aparicio.

Aparicio mengatakan bahwa Israel hanya menilai kematian di Palestina sebagai angka semata. "Mereka tidak pernah melihat orang-orang yang dibom, bayi-bayi yang sekarat gemetar, mayat-mayat dalam kantong plastik—gambar-gambar mengerikan yang kita semua lihat," ujarnya.

Tak sampai di situ, Aparicio mengungkap ketidaksetujuannya terhadap kebijakan pemerintah Israel. Dia tak tidak mau jika kejahatan genosida yang dilakukan rezim Zionis itu menodai nama bangsa Yahudi.

"Orang-orang di seluruh dunia memahami bahwa ini dilakukan atas nama orang-orang Yahudi. Ini mengerikan, dan kami sangat khawatir tentang hal itu," tuturnya.

Pilihan Editor: Dokumen Rahasia Intel AS Bocor, Israel Disebut Berencana Serang Iran

ANADOLU

Berita terkait

PBB Kutuk Serangan Udara Israel di Gaza yang Tewaskan 87 Warga Palestina

6 menit lalu

PBB Kutuk Serangan Udara Israel di Gaza yang Tewaskan 87 Warga Palestina

Utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengahmengutuk serangan Israel yang terus berlanjut terhadap warga sipil Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Media: Drone Hizbullah Membuat Angkatan Udara Israel Tetap Waspada

2 jam lalu

Media: Drone Hizbullah Membuat Angkatan Udara Israel Tetap Waspada

Media Israel mengungkapkan keprihatinan atas kompetensi pesawat tak berawak Hizbullah, yang telah terbukti menantang pertahanan udara Israel.

Baca Selengkapnya

Otoritas Palestina: Perang Hancurkan 75% Pohon Zaitun di Gaza

2 jam lalu

Otoritas Palestina: Perang Hancurkan 75% Pohon Zaitun di Gaza

Zaitun adalah tanaman pertanian utama di Palestina dan telah dibudidayakan selama ribuan tahun.

Baca Selengkapnya

Hamas Kecam Pengeboman Sekolah-sekolah di Gaza

4 jam lalu

Hamas Kecam Pengeboman Sekolah-sekolah di Gaza

Hamas mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk "menghentikan genosida Zionis".

Baca Selengkapnya

Aksi Militer di Gaza yang Tak Kunjung Reda, Hubungan Eropa - Israel Merenggang

4 jam lalu

Aksi Militer di Gaza yang Tak Kunjung Reda, Hubungan Eropa - Israel Merenggang

Perang tak kunjung mereda, Eropa mulai meningkatkan kritik terhadap Israel

Baca Selengkapnya

Analis: AS Tidak Berhasil dalam Upaya Menahan Israel

7 jam lalu

Analis: AS Tidak Berhasil dalam Upaya Menahan Israel

Israel tidak akan mampu melakukan perang ini jika pemerintah AS tidak memungkinkan mereka untuk melakukannya.

Baca Selengkapnya

Australia Tinjau 66 Izin Ekspor Militer ke Israel

8 jam lalu

Australia Tinjau 66 Izin Ekspor Militer ke Israel

Australia akan meninjau seluruh 66 izin yang disetujui untuk Tel Aviv sebelum perang Gaza

Baca Selengkapnya

87 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza utara

9 jam lalu

87 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza utara

Setidaknya 87 warga Palestina tewas atau hilang setelah serangan Israel terhadap beberapa rumah di Jalur Gaza utara semalam

Baca Selengkapnya

Yahya Sinwar Bertempur selama 18 Hari sebelum Kematian Menjemputnya

10 jam lalu

Yahya Sinwar Bertempur selama 18 Hari sebelum Kematian Menjemputnya

Yahya Sinwar terlibat konfrontasi bersenjata melawan pasukan Israel selama lebih dari dua minggu sebelum menjemput kematiannya.

Baca Selengkapnya

Dokumen Rahasia Intel AS Bocor, Israel Disebut Berencana Serang Iran

16 jam lalu

Dokumen Rahasia Intel AS Bocor, Israel Disebut Berencana Serang Iran

Menurut dokumen yang beredar, Israel menyebut berencana menyerang Iran dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya