Survei: Pengungsi Ukraina Tak Ingin Pulang ke Kampung Halaman

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 19 Oktober 2024 17:30 WIB

Orang-orang menunggu di pusat penampungan pengungsi dari Ukraina di bekas bandara Tegel di Berlin, Jerman, 17 Mei 2023. REUTERS/Michele Tantussi

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan lembaga kajian asal Jerman bernama Institute survey dan dipublikasi pada Jumat, 18 Oktober 2024, menemukan warga Ukraina yang masuk dalam rencana Uni Eropa untuk dipulangkan lagi ke negara asal setelah perang Ukraina berakhir, berencana tak ingin kembali (ke Ukraina).

Survei itu dilakukan pada Juni 2022 yang bekerja sama dengan peneliti Verian dan berlangsung selama dua tahun. Dalam survei itu para responden berulang kali ditanya perihal posisi mereka dan rencana untuk kembali ke Ukraina. Ditemukan ada sekitar 25 persen responden yang merupakan para pengungsi, berniat tinggal di luar Ukraina dalam jangka panjang, sedangkan 25 persen lainnya belum memutuskan.

Survei itu mengindikasikan tak lama setelah meninggalkan Ukraina, hanya 10 persen warga Ukraina yang berniat tinggal di luar Ukraina dalam jangka waktu tertentu. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah itu terus bertambah, yang sampai 2023 ada sekitar 1.6 persen kenaikan setiap 100 hari. Sedangkan mereka yang ingin pulang ke Ukraina sekitar 2.7 persen poin.

Tak lama setelah melarikan diri ke luar negeri dari perang Ukraina, sekitar 60 persen responden ingin pulang ke Ukraina secepatnya karena mereka merasa Ukraina aman. Seiring berjalannya waktu, angka itu terus mengalami penurunan, bahkan cukup signifikan sampai 4.7 persen poin per 100 hari.

"Sekitar 35 persen pengungsi Ukraina ingin kembali ke negara asal mereka secepatnya jika sudah aman," kata Direktue ifo Center Migration Research, Panu Poutvaara. Dia menambahkan hanya 4 persen responden yang ingin pulang secepatnya ke Ukraina apapun situasi keamanan di sana. Hampir 11 persen pengungsi Ukraina siap pulang kampung

Advertising
Advertising

"Hasil survei kami memperlihatkan meskipun banyak warga Ukraina yang melarikan diri dari negaranya, ternyata masih banyak yang ingin kembali ke negara asal mereka. Namun semakin lama perang berkecamuk, semakin banyak pengungsi yang membayangkan masa depan mereka tinggal di luar neger,' lata Yvone Giesing. Survei ini juga menyebut maraknya korupsi dan rendahnya rasa percaya pada peradilan menjadi salah satu alasan warga Ukraina tak mau pulang ke rumah mereka.

Sumber : RT.com

Pilihan editor: Retno Marsudi dan Qatar Sepakati Kerja Sama Beasiswa untuk Mahasiswa Afganistan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Vladimir Putin Ingin Pedamaian Jangka Panjang dengan Ukraina

4 jam lalu

Vladimir Putin Ingin Pedamaian Jangka Panjang dengan Ukraina

Vladimir Putin ingin mencari solusi jangka panjang, berkesinambungan dan perdamaian abadi yang memberikan kesetaraan keamanan

Baca Selengkapnya

Qatar Desak Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas di Gaza dan Israel Hizbullah di Lebanon

10 jam lalu

Qatar Desak Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas di Gaza dan Israel Hizbullah di Lebanon

Emir Qatar juga menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza dan Israel Hizbullah di Lebanon .

Baca Selengkapnya

Donald Trump Sebut Volodymyr Zelensky sebagai Pihak Pertama yang Memicu Perang Ukraina

1 hari lalu

Donald Trump Sebut Volodymyr Zelensky sebagai Pihak Pertama yang Memicu Perang Ukraina

Donald Trump sudah sering mengkritik Zelensky dalam kampanyenya, bahkan berulang kali menyebutnya salesman terbaik di dunia

Baca Selengkapnya

Zelensky Paparkan Rencana Kemenangan, Janjikan Barter SDA Ukraina untuk Barat

2 hari lalu

Zelensky Paparkan Rencana Kemenangan, Janjikan Barter SDA Ukraina untuk Barat

Zelensky memaparkan rencana kemenangan melawan Rusia. Ia menolak menyerahkan wilayah Ukraina.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa dan ASEAN Sepakati Kerja Sama Manajemen Bencana

2 hari lalu

Uni Eropa dan ASEAN Sepakati Kerja Sama Manajemen Bencana

Uni Eropa dan ASEAN menandatangani perjanjian kerja sama tentang manajemen bencana.

Baca Selengkapnya

Irlandia Desak Uni Eropa Tinjau Perjanjian Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Irlandia Desak Uni Eropa Tinjau Perjanjian Dagang dengan Israel

PM Irlandia Simon Harris mengatakan bahwa negara-negara Uni Eropa berkewajiban meninjau perjanjian yang mendefinisikan hubungan dagang dengan Israel

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Kucurkan Rp16 M untuk Program RICD di Indonesia

2 hari lalu

Uni Eropa Kucurkan Rp16 M untuk Program RICD di Indonesia

Uni Eropa memberikan dana sebesar 1 juta untuk RICD yakni perangkat yang dirancang untuk mengantisipasi, dan merespons pengungsian akibat iklim

Baca Selengkapnya

Indonesia Gandeng IOM dan Uni Eropa Luncurkan Indeks Risiko Pengungsian Akibat Iklim

2 hari lalu

Indonesia Gandeng IOM dan Uni Eropa Luncurkan Indeks Risiko Pengungsian Akibat Iklim

Indonesia meluncurkan Indeks Risiko Perpindahan Akibat Iklim atau Risk Index for Climate Displacement (RICD) bersama IOM dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Sekjen ASEAN Tekankan Netralitas di Tengah Kekuatan Besar Global

3 hari lalu

Sekjen ASEAN Tekankan Netralitas di Tengah Kekuatan Besar Global

Sekjen ASEAN menekankan komitmen agar organisasinya tetap bersikap netral di tengah kekuatan besar global.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Kecam Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Penampung Warga Palestina di Gaza

4 hari lalu

Uni Eropa Kecam Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Penampung Warga Palestina di Gaza

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengutuk serangan Israel terhadap sebuah rumah sakit dan sebuah sekolah di Gaza

Baca Selengkapnya