Iran Sebut Yahya Sinwar Martir, Semangat Perlawanannya Tak Padam
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 18 Oktober 2024 21:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Iran mengenang sosok pemimpin Hamas, Yahya Sinwar yang gugur dibunuh Israel sebagai sosok panutan. Beberapa jam setelah kematiannya, Iran menyebut Yahya Sinwar sebagai martir. Visinya untuk pembebasan Palestina akan terus dilanjutkan.
Misi Iran di PBB mengatakan pada Kamis, 17 Oktober 2024, bahwa pembunuhan Yahya Sinwar akan menyebabkan menguatnya perlawanan di kawasan tersebut. "Semangat perlawanan akan semakin kuat. Ia akan menjadi contoh bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina,” kata misi tersebut dalam sebuah unggahan di X. “Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus berlanjut, karena sang martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Yahya Sinwar mati dibunuh tentara Israel. "Ia mengatakan bahwa ia adalah seekor singa, tetapi sebenarnya, ia bersembunyi di sarang yang gelap, dan ia terbunuh ketika melarikan diri dalam kepanikan dari tentara kami," kata Netanyahu dalam pesan yang disiarkan di televisi saat mengumumkan kematian Sinwar.
Militer Israel mengumumkan pada Kamis bahwa pasukannya membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Rafah, Gaza selatan. Sinwar terbunuh setelah baku tembak dengan IDF dan dua pejuang lainnya di hari sebelumnya. “Kemarin di Tel Sultan di Rafah, Yahya Sinwar disingkirkan oleh pejuang militer,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari.
“Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman pada 7 Oktober, telah disingkirkan oleh tentara (militer Israel),” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz dalam sebuah pernyataan.
Militer kemudian mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar telah menjadi target Israel selama setahun terakhir. Hamas belum mengonfirmasi kematiannya.
Kematian Yahya Sinwar dirayakan oleh pejabat Israel. Mantan Duta Besar Israel untuk AS Michael Oren mengatakan pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar merupakan momen besar bagi Israel, AS, dan kebebasan dunia.
Iran membandingkan kematian Sinwar dengan hukuman gantung mantan pemimpin Irak Saddam Hussein. Ia ditangkap oleh pasukan AS pada tahun 2003 dan kemudian dihukum karena kejahatan terhadap kemanusiaan. "Ketika pasukan AS menyeret Saddam Hussein yang sudah tak bernyawa keluar dari lubang bawah tanah, ia memohon mereka untuk tidak membunuhnya meskipun bersenjata. Mereka yang menganggap Saddam sebagai model perlawanan mereka akhirnya runtuh," kata pernyataan itu.
"Namun, ketika umat Islam menghormati Sinwar sebagai martir yang berdiri di medan perang, dengan pakaian tempur dan di tempat terbuka, bukan di tempat persembunyian, menghadapi musuh, semangat perlawanan akan semakin kuat," kata Iran.
FOX NEWS | AL ARABIYA
Pilihan editor: Khaled Mashal Gantikan Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Sementara Hamas