Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 18 Oktober 2024 09:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Yahya Sinwar salah satu pemimpin Hamas, gugur akibat serangan Israel. Kematiannya dikonfirmasi Tel Aviv. Sedangkan Militer Israel mengatakan telah membunuh Sinwar dalam sebuah operasi militer di selatan Jalur Gaza pada Rabu, 16 Oktober 2024, waktu setempat.
“Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat kami konfirmasi bahwa yang terbunuh itu adalah Yahya Sinwar,” demikian keterangan militer Israel.
Hamas hingga berita ini dituliskan belum berkomentar perihal kematian Sinwar, namun sejumlah sumber di kelompok bersenjata itu mengindikasikan Sinwar betul telah terbunuh dalam sebuah operasi militer Israel.
Pembunuhan terhadap Sinwar dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar setelah setahun perang Gaza. Negara-negar Barat menyebut kematiannya telah menawarkan untuk diakhirinya perang Gaza, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan perang akan terus berlanjut. Padahal keluarga para sandera di Israel berharap gencatan senjata bisa segera dilakukan agar anggota keluarga mereka yang masih disandera Hamas bisa dibebaskan dengan selamat. Pembunuhan terhadap Sinwar hanya meningkatkan kekhawatiran nyawa para sandera semakin dalam bahaya.
Warga Gaza, yang sudah satu tahun tinggal di daerah dikecamuk perang, sangat yakin perang Gaza akan terus berlanjut. Namun mereka tetap berpegang pada harapan menentukan nasib sendiri.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden lewat sambungan telepon memberikan selamat kepada Netanyahu, begitu pula yang dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Biden yakin kematian Sinwar bisa memberikan sebuah kesempatan untuk mengakhiri perang Gaza dan para sandera dibebaskan.
Matthew Miller Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pihaknya saat ini ingin memulai pembicaraan soal proposal untuk mencapai gencatan senjata dan membebaskan para sandera. Sebab Miller menilai Sinwar adalah hambatan dalam mengakhiri perang ini.
“Hambatan itu sudah seharusnya sejak lama disingkirkan. Kami belum bisa memprediksi apakah pengganti Sinwar mau setuju gencatan senjata, namun setidaknya (kematian Sinwar) telah menghapuskan hambatan selama beberapa bulan terakhir,” kata Miller, yang menyebut Sinwar telah menutup pintu bernegosiasi.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Perang Gaza, Pertumbuhan Bisnis Starbucks Indonesia Perlahan Membaik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini