Makanan dan Obat-obatan di Rumah Sakit Gaza Menipis

Kamis, 17 Oktober 2024 08:00 WIB

Seorang wanita Palestina berdiri di samping ambulans di rumah sakit Shifa setelah perbaikan dan pembukaan kembali unit gawat darurat yang rusak akibat serangan Israel, di tengah konflik Israel-Hamas, di Kota Gaza, 1 September 2024. Wilayah tersebut mengalami kerusakan dan kehancuran di semua bagiannya, terutama di gedung bedah khusus dan membakar peralatan medis. REUTERS/Mahmoud Issa

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan Palestina menyerukan pembangunan koridor kemanusiaan menuju tiga rumah sakit di Gaza utara pada Rabu, 16 Oktober 2024. Seruan itu dilakukan karena ketiga rumah sakit tersebut nyaris runtuh menyusul penutupan area tersebut oleh pasukan Israel selama hampir dua minggu pertempuran sengit melawan Hamas.

Dilansir dari Reuters, dokter di Rumah Sakit Kamal Adwan, Al-Awda, dan rumah sakit Indonesia menolak meninggalkan pasien mereka meskipun ada perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh militer Israel pada awal operasi besar-besaran ke area Jabalia di Gaza utara pada 12 hari yang lalu.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional, Palang Merah dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk memainkan peran kemanusiaan mereka dengan membuka koridor menuju sistem perawatan kesehatan kami," kata Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya, Rabu, 16 Oktober 2024, dikutip dari Reuters.

Hussam mengatakan lebih dari 300 staf medis yang bekerja di Rumah Sakit Kamal Adwan. Dia menyebut pengelolaan ruma sakit bahkan tidak dapat menyediakan makanan bagi mereka agar dapat memberikan layanan medis dengan aman.

Jabalia, rumah bagi salah satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza, telah 'dibersihkan' sejak awal perang oleh pasukan Israel yang menyerbu Gaza utara. Tetapi, Hamas telah kembali menguasai daerah tersebut.

Advertising
Advertising

Pejabat di sektor kesehatan Palestina mengatakan serangan baru Israel telah menewaskan sekitar 350 warga Palestina di Jabalia dan daerah sekitarnya. Di Kota Gaza pada Rabu, 16 Oktober 2024, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah menewaskan 13 orang. Dalam pembaruan hariannya, kementerian kesehatan Gaza mengatakan serangan militer Israel telah menewaskan 65 warga Palestina di seluruh wilayah kantong itu dalam 24 jam terakhir.

Situasi kemanusiaan yang mengerikan telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia, dengan Amerika Serikat, pendukung militer terbesar Israel, mengeluarkan salah satu peringatan terkuatnya bahwa Israel harus memperbaiki situasi atau menghadapi potensi pembatasan bantuan militer. Pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan tuntutan AS menunjukkan Washington dan Israel hanya memiliki perbedaan taktis, tetapi mereka mencari cara untuk menerapkan tujuan yang sama. Naim mengatakan sulit untuk percaya pada seruan Washington untuk lebih banyak bantuan dan pertolongan kemanusiaan bagi Gaza, padahal negara itu menyediakan senjata dan bantuan keamanan senilai miliaran dolar untuk Israel.

Di sisi lain, militer Israel mengatakan telah menewaskan lebih dari 50 pejuang Palestina selama beberapa hari terakhir dalam serangan udara dan pertempuran jarak dekat saat pasukan mencoba membasmi pasukan Hamas yang beroperasi sebagai gerilyawan di reruntuhan. Israel mengklaim telah memberi tahu orang-orang untuk mengungsi ke tempat yang menurutnya merupakan daerah yang lebih aman di selatan. Langkah itu memicu ketakutan bagi warga Palestina karena dianggap akan membuat mereka terusir dari Gaza utara secara permanen.

Israel telah membantah perintah evakuasi sebagai bagian dari rencana pembersihan sistematis. Mereka mengklaim perintah itu dikeluarkan untuk memastikan keselamatan orang-orang dan memisahkan mereka dari Hamas.

Militer Israel membantah membatasi pasokan, dengan mengatakan bahwa sejak 1 Oktober, lebih dari 9 ribu ton bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza, sebagian di antaranya mencapai Gaza utara, tempat PBB memperkirakan sekitar 400 ribu warga Palestina masih tinggal. Pada Rabu, 16 Oktober 2024, unit militer Israel yang mengawasi pengiriman bantuan dan komersial ke Gaza mengatakan 50 truk yang membawa makanan, air, perlengkapan medis, dan peralatan tempat tinggal yang disediakan oleh Yordania telah dipindahkan ke Jalur Gaza utara.

Berkenaan dengan itu, seorang perawat pengawas di Rumah Sakit Indonesia, Hadeel Obeid, mengatakan warga Gaza di utara mengalami kelaparan.

"Manajer administrasi kami hanya menyediakan satu makanan untuk semua orang termasuk dokter, perawat, pasien... Itu jumlah yang sedikit, tidak cukup untuk orang dewasa," ucap Hadeel. Hadeel juga menyebut persediaan medis menipis karena tuntutan harian untuk merawat yang terluka, katanya.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan terhadap Hamas setelah serangan kelompok militan itu pada 7 Oktober di Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan sekitar 250 orang disandera di Gaza. Di sisi lain, lebih dari 42 ribu warga Palestina telah tewas dalam serangan sejauh ini.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Presiden Nicaragua Samakan Zelensky dan Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler

Berita terkait

Hurikan Milton Memutus Suplai Air Bersih, Rumah Sakit di Florida Ini Sediakan Air Minum dari Udara

5 menit lalu

Hurikan Milton Memutus Suplai Air Bersih, Rumah Sakit di Florida Ini Sediakan Air Minum dari Udara

Rumah sakit anak yang akses air bersihnya terputus dampak Hurikan Milton langsung menjajal teknologi memanen air minum langsung dari udara.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Lebanon Tewas bersama 15 Warga dalam Serangan Bom Israel

1 jam lalu

Wali Kota Lebanon Tewas bersama 15 Warga dalam Serangan Bom Israel

Sedikitnya 16 orang, termasuk seorang wali kota, tewas dalam serangan udara Israel terhadap kantor pusat kota di sebuah kota di Lebanon selatan

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Skors Dosen Pro-Israel karena Intimidasi Staf

1 jam lalu

Universitas Columbia Skors Dosen Pro-Israel karena Intimidasi Staf

Shai Davidai untuk sementara diskors setelah 'berulang kali melecehkan dan mengintimidasi' staf Universitas Columbia.israel

Baca Selengkapnya

Prancis Larang Perusahaan Israel Tampil di Pameran Militer Euronaval

1 jam lalu

Prancis Larang Perusahaan Israel Tampil di Pameran Militer Euronaval

Pemerintah Prancis melarang perusahaan kontraktor industri pertahanan Israel ikut serta dalam pameran militer Euronaval pada awal November

Baca Selengkapnya

Irlandia Desak Uni Eropa Tinjau Perjanjian Dagang dengan Israel

3 jam lalu

Irlandia Desak Uni Eropa Tinjau Perjanjian Dagang dengan Israel

PM Irlandia Simon Harris mengatakan bahwa negara-negara Uni Eropa berkewajiban meninjau perjanjian yang mendefinisikan hubungan dagang dengan Israel

Baca Selengkapnya

Kondisi Pasien BPJS Kesehatan Bisa Langsung ke Rumah Sakit Tanpa Harus ke Faskes

6 jam lalu

Kondisi Pasien BPJS Kesehatan Bisa Langsung ke Rumah Sakit Tanpa Harus ke Faskes

Beberapa kondisi ini memungkinkan pasien BPJS Kesehatan bisa langsung ke rumah sakit tanpa melalui fasilitas kesehatan atau faskes tingkat pertama.

Baca Selengkapnya

Peringatan Keras Dewan Keamanan PBB Setelah Serangan Israel ke UNIFIL

7 jam lalu

Peringatan Keras Dewan Keamanan PBB Setelah Serangan Israel ke UNIFIL

Serangan Israel di Lebanon membuat posisi UNIFIL terdampak 20 kali, termasuk 2 tank Israel terobos pangkalan UNIFIL. Dewan Keamanan PBB peringatkan.

Baca Selengkapnya

Jatuh dari Balkon Hotel, Liam Payne eks One Direction Meninggal

7 jam lalu

Jatuh dari Balkon Hotel, Liam Payne eks One Direction Meninggal

Liam Payne dinyatakan tewas setelah ditemukan tergeletak di teras hotel tempatnya menginap di Buenos Aires, Argentina.

Baca Selengkapnya

Dalam Waktu Sangat Dekat, UNRWA Kemungkinan Tidak Dapat Beroperasi Lagi

8 jam lalu

Dalam Waktu Sangat Dekat, UNRWA Kemungkinan Tidak Dapat Beroperasi Lagi

Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan kemungkinan sangat besar UNRWA tidak bisa lagi beroperasi di Jalur Gaza karena kondisi kian rumit.

Baca Selengkapnya

Analis: Israel Berusaha Paksakan 'Realitas Keamanan Baru' di Timur Tengah

11 jam lalu

Analis: Israel Berusaha Paksakan 'Realitas Keamanan Baru' di Timur Tengah

Israel tidak memiliki rencana untuk perang di Gaza dan sekarang Lebanon, namun mencoba untuk "memaksakan realitas keamanan baru di seluruh wilayah".

Baca Selengkapnya