Kebobolan Serangan Iran dan Hizbullah, Israel 'Kekurangan' Rudal Pertahanan Udara
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 16 Oktober 2024 02:05 WIB
Mendorong Industri Militer
Pemerintah Israel telah beralih ke industri untuk meningkatkan kemampuan militer dalam mencegat drone udara yang diluncurkan oleh Iran atau milisi Hizbullah Lebanon.
Kementerian Pertahanan mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah meluncurkan sebuah kompetisi di antara delapan perusahaan besar dan kecil.
"Setelah menganalisis hasil uji coba, Kementerian Pertahanan akan memilih beberapa teknologi untuk memasuki proses pengembangan dan produksi yang dipercepat. Hal ini bertujuan untuk menerapkan kemampuan operasional baru dalam beberapa bulan," katanya.
Selain rudal, Iran, Hizbullah dan lainnya telah menggunakan pesawat tanpa awak dalam serangan terhadap Israel.
Pada Minggu, Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah menyerang Brigade Golani militer Israel di Binyamina di Israel utara dengan "segerombolan pesawat tak berawak". Mereka mengatakan bahwa beberapa drone, termasuk model yang belum pernah digunakan sebelumnya, telah menghindari radar pertahanan udara Israel.
Militer Israel mengatakan bahwa empat tentaranya telah terbunuh dan tujuh lainnya terluka parah.
"Ancaman UAV merupakan ancaman multi-arena yang berasal dari Iran, yang memasok UAV ke Lebanon, Yaman, dan Irak, dan bahkan meluncurkannya sendiri," ungkap Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
"Kita harus memusatkan upaya nasional ... untuk menghasilkan solusi operasional dengan cepat."
Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan, Eyal Zamir, mengatakan bahwa kementerian itu telah menginvestasikan ratusan juta shekel untuk kemampuan tersebut.
Mereka yang berpartisipasi termasuk perusahaan-perusahaan pertahanan terkemuka Israel, Elbit Systems, Rafael, dan Israel Aerospace Industries.
AL JAZEERA | JERUSALEM POST | REUTERS
Pilihan Editor: Lebih dari 11.406 Siswa Palestina Tewas sejak Agresi Israel Setahun Silam