Israel Kepung Gaza, 50 Warga Sipil Palestina Tewas di Jabaila
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 15 Oktober 2024 22:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza. Puluhan orang tewas saat pasukan Israel terus menekan pengungsi Palestina di sekitar Jabalia di utara pada Selasa, 15 Oktober 2024, di tengah pertempuran sengit dengan para pejuang yang dipimpin Hamas.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 17 orang tewas oleh tembakan Israel di dekat Al-Falouja di Jabalia, yang merupakan kamp pengnungsi terbesar di Gaza. Sepuluh orang lainnya tewas di Bani Suhaila di Khan Younis timur di selatan ketika sebuah rudal Israel menghantam sebuah rumah.
Sebelumnya serangan udara Israel menghancurkan tiga rumah di pinggiran kota Sabra di Kota Gaza. Layanan darurat sipil setempat mengatakan mereka menemukan dua mayat dari lokasi itu, sementara pencarian terus dilakukan untuk 12 orang lainnya yang diyakini berada di rumah-rumah itu pada saat serangan itu terjadi.
Delapan orang lainnya tewas ketika sebuah rumah diserang di kamp Nuseirat di Gaza tengah.
Pada Selasa, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan seorang dokter tewas ketika ia mencoba membantu orang-orang yang terluka akibat serangan Israel di Al-Falouja di Jabalia. Beberapa petugas medis terluka ketika ambulans mereka diserang Israel di Jalur Gaza utara dan selatan.
Jabalia telah menjadi fokus serangan Israel selama lebih dari 10 hari. Pasukan kembali ke daerah-daerah di utara yang menjadi sasaran pemboman hebat pada bulan-bulan awal perang yang berlangsung selama setahun.
Operasi tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara warga Palestina dan badan-badan PBB bahwa Israel ingin membersihkan penduduk dari utara daerah kantong yang padat itu. Israel telah membantah tuduhan itu. Penduduk mengatakan pasukan Israel menghancurkan puluhan rumah dalam 10 hari terakhir.
Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Selasa bahwa militer Israel ingin memisahkan Gaza Utara dari seluruh Jalur Gaza. "Di tengah permusuhan yang sedang berlangsung dan perintah evakuasi di Gaza utara, keluarga-keluarga menghadapi ketakutan yang tak terbayangkan, kehilangan orang yang dicintai, kebingungan, dan kelelahan. Orang-orang harus dapat melarikan diri dengan aman, tanpa menghadapi bahaya lebih lanjut,” kata Adrian Zimmerman, kepala sub-delegasi ICRC Gaza, dalam sebuah pernyataan.
“Banyak orang, termasuk yang sakit dan cacat, tidak dapat pergi, dan mereka tetap dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional. Semua tindakan pencegahan yang mungkin harus diambil untuk memastikan mereka tetap tidak terluka. Setiap orang yang mengungsi memiliki hak untuk kembali ke rumah dengan aman,” tambahnya.
Unit kemanusiaan militer Israel, Cogat, yang mengawasi pengiriman bantuan dan komersial ke Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa operasi di Jabalia menargetkan infrastruktur dan operasi teroris yang tertanam di dalam wilayah sipil. Dikatakan bahwa itu memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan khususnya bantuan medis bagi penduduk. Hamas membantah telah melakukan operasinya di antara warga sipil.
REUTERS | AL ARABIYA
Pilihan editor: Presiden Kuba Kembali Pimpin Unjuk Rasa Pro-Palestina di Havana