Laporan Bank Dunia Sebut Ada 26 Negara Termiskin di Dunia

Reporter

Tempo.co

Senin, 14 Oktober 2024 13:58 WIB

Francois Ngatoa, berada dalam dekapan ibunya saat akan ditimbang di Bangui, Republik Afrika Tengah, 11 Februari 2016. Program Pangan Dunia PBB memperkirakan bahwa hampir 2,5 juta orang menghadapi kelaparan karena lebih dari dua tahun kekerasan melanda negara tersebut. AP/Jerome Delay

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Bank Dunia pada Minggu, 13 Oktober 2024, memperlihatkan ada 26 negara berstatus sangat miskin, yang menjadi tempat tinggal 40 persen penduduk dunia. Ke-26 negara termiskin di dunia itu, memiliki utang yang lebih banyak sejak 2006 dan semakin rentan terhadap bencana alam serta gugatan lainnya.

Laporan Bank Dunia juga menemukan rata-rata ke-26 negara itu saat ini miskin secara ekonomi yang lebih miskin dibanding sebelum pandemi Covid-19. Padahal, saat ini hampir sebagian besar negara di dunia sudah pulih dari Covid-19 dan mencetak pertumbuhan ekonomi.

Laporan Bank Dunia itu dipublikasi sepekan sebelum Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia melakukan rapat tahunan di Washington. Temuan yang diungkap dalam laporan tersebut mengkonfirmasi adanya kemunduran besar dalam upaya menggerus kemiskinan ekstrim dan menggaris bawahi upaya Bank Dunia pada tahun ini untuk menggalang pendanaan USD100 miliar (Rp1.556 triliun) untuk mendanai negara-negara miskin di dunia.

Studi ekonomi memperlihatkan 26 negara miskin di dunia mendapatkan income per kapita kurang dari USD1.145 (Rp17 juta) sehingga membuat negara-negara itu semakin bergantung pada hibah International Development Association (IDA) dan mendapatkan bunga pinjaman yang hampir mendekati nol karena pasar pembiayaan sebagian besar mengering. Studi ekonomi yang dilakukan juga menemukan rata-rata rasio utang terhadap PDB sebesar 72 persen. Itu adalah angka tertinggi dalam 18 tahun terakhir dan separuh dari kelompok negara-negara miskin itu berada dalam kesulitan membayar utang yang sangat tinggi.

Ke-26 negara termiskin di dunia berdasarkan laporan Bank Dunia itu diantaranya negara di sub-Sahara Afrika mulai dari Ethiophia hingga Chad dan Kongo. Masuk pula dalam daftar negara miskin adalah Afghanistan dan Yaman.

Advertising
Advertising

Sebanyak dua pertiga dari 26 negara miskin di dunia itu mengalami konflik bersenjata atau kesulitan menjaga situasi karena kerapuhan sosial dan institusional, sehingga menghambat masuknya investasi asing dan hampir seluruh komoditas ekspor serta membuat negara itu menghadapi siklus naik-turun.

“Ketika banyak negara menjauhi negara-negara termiskin di dunia ini, International Development Association menjadi penyelamat (negara miskin itu),” kata Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill.

Menurut Gill, dalam lima tahun terakhir pihaknya mencurahkan sebagian besar uang milik Bank Dunia untuk mendanai perekonomian ke-26 negara ini agar negara-negara tersebut bisa bertahan melewati kemunduran atas penderitaan yang mereka alami.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: ASEAN Dorong Kesepakatan soal Laut Cina Selatan dan Penghentian Kekerasan di Myanmar

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Luka Kronis yang Dialami Pekerja Bisa Triliunan, Guru Besar Unair: Di Indonesia Tidak Dihitung

1 hari lalu

Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Luka Kronis yang Dialami Pekerja Bisa Triliunan, Guru Besar Unair: Di Indonesia Tidak Dihitung

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), David S. Perdanakusuma, menyinggung besarnya potensi kerugian ekonomi akibat pekerja tidak masuk kerja karena mengalami luka kronis.

Baca Selengkapnya

OJK Yakin Kredit Perbankan Bakal Tumbuh 11 Persen hingga Akhir Tahun

2 hari lalu

OJK Yakin Kredit Perbankan Bakal Tumbuh 11 Persen hingga Akhir Tahun

Di tengah masalah ekonomi global, OJK yakin pertumbuhan kredit perbankan masih dua digit

Baca Selengkapnya

Indef: Pemerintahan Prabowo-Gibran akan Dibayangi Tekanan Ekonomi dan Pelemahan Daya Beli

3 hari lalu

Indef: Pemerintahan Prabowo-Gibran akan Dibayangi Tekanan Ekonomi dan Pelemahan Daya Beli

Ekonom Indef mengatakan masa pemerintahan Prabowo-Gibran akan dibayangi tekanan ekonomi dan pelemahan daya beli. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ajak Tinggalkan Gaya Bahasa Eufemisme, Miskin Tak Perlu Disebut Prasejahtera

3 hari lalu

Prabowo Ajak Tinggalkan Gaya Bahasa Eufemisme, Miskin Tak Perlu Disebut Prasejahtera

Prabowo mengatakan orang Indonesia pintar mencari istilah agar enak didengar. Ia memberi contoh kata prasejahtera untuk menggantikan kata miskin.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Prabowo Ada Kemungkinan tanpa Oposisi, Ekonom: Akan Banyak Kebijakan Populis yang Merugikan

4 hari lalu

Pemerintahan Prabowo Ada Kemungkinan tanpa Oposisi, Ekonom: Akan Banyak Kebijakan Populis yang Merugikan

Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengungkapkan pemerintahan tanpa oposisi berpotensi menghasilkan banyak kebijakan populis yang justru merugikan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Mendagri Dorong Penguatan Desa sebagai Sentra Ekonomi Baru

5 hari lalu

Mendagri Dorong Penguatan Desa sebagai Sentra Ekonomi Baru

Desa dan kelurahan memiliki peran yang sangat penting karena berada di garis depan pembangunan dan berhadapan langsung dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

5 hari lalu

Jumlah Penduduk Kelas Menengah Turun, Muhadjir: Kita Pantau Jangan Merosot ke Paling Bawah, Miskin Ekstrem

Menteri Muhadjir Effendy menyatakan pemerintah akan terus memantau agar kelas menengah tidak merosot menjadi miskin hingga miskin ekstrem.

Baca Selengkapnya

Masinton Pasaribu akan Memberdayakan Anak Muda di Tapanuli Tengah

5 hari lalu

Masinton Pasaribu akan Memberdayakan Anak Muda di Tapanuli Tengah

Calon Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, menekankan pentingnya pemberdayaan anak muda dalam upaya membangun ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Enggan Disebut Menteri yang Pelit Anggaran, Sri Mulyani: Saya Pendengar yang Baik

6 hari lalu

Enggan Disebut Menteri yang Pelit Anggaran, Sri Mulyani: Saya Pendengar yang Baik

Bekas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memaparkan Sri Mulyani memiliki reputasi sebagai Menkeu yang ketat dalam mengelola anggaran

Baca Selengkapnya

Teten Masduki: Kami Tidak Ingin UMKM Hanya Diperlakukan sebagai Bantalan Ekonomi

6 hari lalu

Teten Masduki: Kami Tidak Ingin UMKM Hanya Diperlakukan sebagai Bantalan Ekonomi

Teten Masduki menginginkan agar UMKM menjadi bagian dari penghiliran atau hilirisasi.

Baca Selengkapnya