Geng Haiti Rekrut Anak-anak Kelaparan untuk Lawan Pasukan Keamanan Internasional

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 12 Oktober 2024 04:05 WIB

Petugas polisi mengambil bagian dalam konfrontasi dengan geng di dekat Istana Nasional, di Port-au-Prince, Haiti 21 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut laporan dari Human Rights Watch (HRW), gerombolan bersenjata Haiti merekrut anak-anak yang kelaparan untuk memperkuat barisan mereka sebagai persiapan untuk bentrokan yang berkepanjangan dan penuh kekerasan dengan pasukan keamanan internasional.

Organisasi hak asasi manusia tersebut menyatakan bahwa kelompok-kelompok bersenjata, yang mendominasi sebagian besar wilayah Haiti, membujuk ratusan, bahkan ribuan, anak-anak miskin untuk bergabung dengan barisan mereka dengan janji-janji makanan dan tempat tinggal.

HRW melaporkan bahwa sebanyak 30% anggota geng Haiti sekarang adalah anak-anak yang telah dipaksa untuk melakukan kegiatan ilegal, menjadi tentara bersenjata, mata-mata, atau dieksploitasi untuk tujuan seksual.

Penulis laporan tersebut, Nathalye Cotrino, mengatakan kepada The Guardian, "Semua sumber yang kami konsultasikan, termasuk anak-anak yang terkait dengan kelompok-kelompok kriminal, mengatakan kepada kami bahwa semakin banyak anak-anak yang bergabung dengan geng dan bahwa mereka sedang mempersiapkan diri untuk memiliki lebih banyak personel yang tersedia untuk berperang melawan pasukan keamanan internasional dan polisi Haiti."

"Pada akhirnya, mereka berencana menggunakan anak-anak sebagai 'perisai manusia' jika operasi melawan kelompok-kelompok kriminal dimulai di wilayah yang mereka kuasai."

Advertising
Advertising

Haiti telah terjerumus ke dalam kekacauan dan keputusasaan yang semakin meningkat sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021. Saat ini, 5,4 juta orang menghadapi kelaparan secara rutin, sementara 2,7 juta - termasuk setengah juta anak-anak - hidup di bawah kendali kelompok-kelompok bersenjata yang kejam.

Kemiskinan dan Kelaparan

Sebuah laporan dari kelompok Masyarakat sipil pada Agustus menyatakan bahwa kemiskinan yang meluas dan parah di Haiti memudahkan kelompok-kelompok bersenjata untuk membujuk anak-anak untuk mengangkat senjata atau bekerja sebagai informan.

Dengan satu dari dua anak yang secara teratur kelaparan dan sekolah yang sering ditutup, janji akan makanan yang konsisten bisa cukup untuk memikat mereka.

"Ada banyak anak laki-laki, dan juga banyak anak perempuan, yang bergabung dengan geng demi keamanan, tetapi juga karena mereka tidak memiliki kesempatan," kata Emmline Toussaint, dari Bureau de Nutrition et Développement (BND).

Kelompok-kelompok masyarakat sipil percaya bahwa anak-anak mudah dibujuk untuk mengangkat senjata atau menjadi mata-mata di Haiti karena kemiskinan yang ekstrem dan meluas di negara itu.

Dalam upaya untuk menjaga anak-anak tetap bersekolah dan menjauhi jalanan, di mana mereka lebih mungkin direkrut untuk mengangkat senjata, BND menyediakan makan siang gratis di sekolah.

"Kami masih memiliki keprihatinan serius tentang integrasi langkah-langkah perlindungan anak oleh Misi Dukungan Keamanan Multinasional. Dengan kelompok-kelompok bersenjata di Haiti yang secara aktif merekrut anak-anak, keselamatan mereka tidak boleh diabaikan," kata Imbeault.

AL MAYADEEN

Pilihan Editor: Meski Diserang Israel, UNIFIL: 'Kami Akan Tetap Tinggal'

Berita terkait

Eksekusi 199 Orang, 2024 Jadi Tahun Paling Berdarah Arab Saudi

11 hari lalu

Eksekusi 199 Orang, 2024 Jadi Tahun Paling Berdarah Arab Saudi

Arab Saudi telah mengeksekusi 199 orang tahun ini, jumlah tertinggi dalam satu tahun kalender yang tercatat, menurut Reprieve.

Baca Selengkapnya

Terpidana Mati Terlama di Dunia Dibebaskan Jepang setelah Dibui 46 Tahun

15 hari lalu

Terpidana Mati Terlama di Dunia Dibebaskan Jepang setelah Dibui 46 Tahun

Iwao Hakamada, terpidana mati terlama di dunia dibebaskan setelah pengadilan Jepang memutuskan bahwa bukti-bukti dakwaannya telah dipalsukan.

Baca Selengkapnya

Peran Aktivis HAM Berpaspor Finlandia dalam Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

18 hari lalu

Peran Aktivis HAM Berpaspor Finlandia dalam Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

TPNPB-OPM sebelumnya menyebut adanya keterlibatan kolaborator yang membantu pembebasan pilot Susi Air di Papua.

Baca Selengkapnya

Presiden Brasil Pecat Menteri HAM yang Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual

33 hari lalu

Presiden Brasil Pecat Menteri HAM yang Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva memecat menteri HAM, Silvio Almeida, menyusul tuduhan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Profil Moon Jae In, Eks Presiden Korea yang Jadi Tersangka Karena Carikan Jabatan untuk Menantu

39 hari lalu

Profil Moon Jae In, Eks Presiden Korea yang Jadi Tersangka Karena Carikan Jabatan untuk Menantu

Eks Presiden Korea Selatan Moon Jae In ditetapkan sebagai tersangka karena mencarikan menantunya jabatan.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Menampik Kabar Min Aung Hlaing Ditahan dalam Kudeta Internal

58 hari lalu

Junta Myanmar Menampik Kabar Min Aung Hlaing Ditahan dalam Kudeta Internal

Junta Myanmar mengatakan rumor ketuanya digulingkan dalam sebuah kudeta internal merupakan "propaganda" untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas.

Baca Selengkapnya

Kemenkumham Desak Adanya Regulasi Soal Penahanan Ijazah oleh Perusahaan

12 Agustus 2024

Kemenkumham Desak Adanya Regulasi Soal Penahanan Ijazah oleh Perusahaan

Selama ini tidak ada regulasi yang mengatur penahanan ijazah pekerja oleh perusahaan. Dianggap membatasi hak asasi pekerja.

Baca Selengkapnya

Serangan Drone di Perbatasan Myanmar Menargetkan Etnis Rohingya

11 Agustus 2024

Serangan Drone di Perbatasan Myanmar Menargetkan Etnis Rohingya

Sebuah serangan drone menghantam etnis Rohingya Myanmar yang sedang berusaha melarikan diri.

Baca Selengkapnya

MK Thailand Bubarkan Partai Move Forward, APHR: Serangan terhadap Demokrasi!

7 Agustus 2024

MK Thailand Bubarkan Partai Move Forward, APHR: Serangan terhadap Demokrasi!

ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR) mengecam keputusan Mahkamah Konstitusi Thailand membubarkan Partai Move Forward

Baca Selengkapnya

Ukraina Tuding Pasukan Rusia Membunuh dan Mutilasi Tawanan Perang

4 Agustus 2024

Ukraina Tuding Pasukan Rusia Membunuh dan Mutilasi Tawanan Perang

Ukraina menudiang pasukan Rusia membunuh dan memutilasi seorang tawanan perang Ukraina

Baca Selengkapnya