Rincian Dokter Lintas Batas (MSF) Menuntut Israel Atas Pelanggaran Kemanusiaan di Gaza

Rabu, 9 Oktober 2024 09:13 WIB

Sisa-sisa kendaraan MSF, yang diparkir di luar lokasi MSF ditandai dengan jelas, setelah kendaraan tersebut sengaja dihancurkan oleh pasukan Israel di Gaza, Palestina, 24 November 2023. Foto: trtworld

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Médecins Sans Frontières (MSF) atau yang dikenal sebagai Dokter Lintas Batas, mengeluarkan seruan mendesak kepada Israel dan Amerika Serikat untuk menghentikan serangan mereka terhadap Jalur Gaza di Palestina. MSF menyatakan bahwa konflik yang telah berlangsung selama satu tahun terakhir ini tidak hanya menghancurkan banyak infrastruktur dan jiwa, tetapi juga mencerminkan ketidakpedulian yang sangat mengkhawatirkan. Sekretaris Jenderal MSF, Chris Lockyear, menggarisbawahi bahwa ribuan nyawa telah melayang, termasuk anak-anak yang tidak bersalah, di kawasan yang seharusnya tidak boleh menjadi sasaran serangan militer.

Dalam pernyataan resminya yang dikeluarkan pada Jumat, 4 Oktober 2024, Chris menyesalkan tindakan sekutu-sekutu Israel yang terus memberikan dukungan militer, sementara pembantaian terhadap anak-anak terus terjadi, tank-tank menghancurkan tempat-tempat yang seharusnya menjadi perlindungan yang aman, dan serangan udara membombardir area-area yang dikategorikan sebagai zona kemanusiaan.

Chris juga mengkritik Israel yang dinilai memperlakukan warga Gaza secara tidak manusiawi dan gagal membedakan antara sasaran militer dan warga sipil. Karena itu, ia menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata untuk menghentikan kekerasan yang terus berlanjut.

"Satu-satunya cara menghentikan pembunuhan adalah dengan gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan," ujarnya.

Chris menyatakan bahwa meskipun Amerika Serikat baru-baru ini menyerukan gencatan senjata, pada kenyataannya, negara tersebut sering terlibat dalam memperkeruh, menghambat, dan merusak upaya gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB.

Advertising
Advertising

Chris juga menjelaskan bahwa konflik di Gaza telah memperburuk ketegangan di kawasan, yang kini telah mencapai titik kritis. Serangan Israel semakin intensif di Tepi Barat dan juga meluas ke Lebanon, yang telah menyebabkan kerugian besar bagi warga sipil. Berdasarkan situasi ini, MSF mengajukan tujuh tuntutan utama.
;

1. Gencatan senjata yang berkelanjutan harus segera dilaksanakan.

2. Pembunuhan massal terhadap warga sipil harus segera dihentikan.

3. Penghancuran sistem kesehatan dan infrastruktur sipil harus dihentikan.

4. Blokade di Gaza harus diakhiri.

5. Israel harus membuka perbatasan darat yang vital, termasuk penyeberangan Rafah, untuk memastikan bantuan kemanusiaan dan medis dalam skala besar dapat segera mencapai mereka yang membutuhkan.

6. Israel harus menjamin evakuasi medis bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis khusus, termasuk pengasuhnya, dan memungkinkan mereka yang ingin mencari perlindungan di luar negeri untuk melakukannya, sambil memastikan semua orang dapat kembali ke Gaza dengan aman, sukarela, dan bermartabat.

7. Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan memastikan gencatan senjata sebagai penjamin perdamaian dan keamanan internasional, serta menghentikan kelambanannya terhadap kehancuran yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

MSF turut melaporkan bahwa korban terus berjatuhan di Jalur Gaza setiap hari akibat pengeboman yang dilakukan oleh Israel dengan dukungan dari Amerika Serikat. Warga yang mereka rawat mengalami berbagai luka serius seperti luka bakar, patah tulang, hingga tubuh yang terpotong. Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, MSF telah memberikan perawatan kepada lebih dari 27.500 pasien dengan cedera akibat kekerasan, di mana lebih dari 80 persen luka-luka tersebut berkaitan dengan pengeboman.

Menurut Amber Alayyan, manajer program medis MSF, tim mereka sering harus melakukan operasi tanpa anestesi karena keterbatasan peralatan medis. Mereka juga menyaksikan anak-anak yang sekarat di lantai rumah sakit karena kekurangan pasokan, sementara beberapa di antara pasien yang dirawat adalah rekan kerja dan keluarga staf medis sendiri.

Kondisi semakin memburuk akibat serangan Israel yang terus meningkat, sedangkan fasilitas kesehatan di Gaza semakin rusak. Dari 36 rumah sakit yang ada, hanya 17 yang masih bisa beroperasi secara terbatas. Selain itu, serangan yang terjadi di dekat rumah sakit mengancam keselamatan pasien, petugas medis, dan pengasuh. Enam rekan MSF telah menjadi korban tewas dalam serangan tersebut.

Alayyan juga menyoroti bahwa akses terhadap layanan kesehatan semakin diperparah oleh kekurangan pasokan kemanusiaan. Israel secara rutin menerapkan aturan yang tidak jelas dan sering berubah terkait izin masuknya bantuan ke Gaza. Setelah bantuan masuk, distribusinya sering kali terhambat oleh berbagai faktor, seperti jalan yang tidak aman, pertempuran, hingga penjarahan terhadap makanan dan kebutuhan dasar lainnya.

ANANDA RIDHO SULISTYA | SAVERO ARISTIA WIENANTO
Pilihan editor: Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

Berita terkait

Gara-gara ini, Kamala Harris Sebut Musuh Terbesar AS adalah Iran

1 jam lalu

Gara-gara ini, Kamala Harris Sebut Musuh Terbesar AS adalah Iran

Kamala Harris mengatakan bahwa mencegah Iran memperoleh senjata nuklir adalah salah satu prioritas utamanya.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Kedaulatan Palestina Tak Tergantung Pengakuan Negara Lain

1 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Kedaulatan Palestina Tak Tergantung Pengakuan Negara Lain

Pelapor khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menegaskan kedaulatan Palestina memang tak tergantung pengakuan dari negara lain

Baca Selengkapnya

Israel Perintahkan 3 RS Gaza Utara Dievakuasi, Termasuk RS Indonesia

2 jam lalu

Israel Perintahkan 3 RS Gaza Utara Dievakuasi, Termasuk RS Indonesia

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel memerintahkan evakuasi pasien dan staf di tiga rumah sakit di Jalur Gaza utara.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Klaim Bunuh Dua Calon Pemimpin Hizbullah Pengganti Nasrallah

3 jam lalu

Netanyahu Klaim Bunuh Dua Calon Pemimpin Hizbullah Pengganti Nasrallah

Dalam serangan Israel, Netanyahu menyebut dua calon bos baru Hizbullah berhasil dilenyapkan.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel Batal Kunjungi Pentagon, Gara-gara Biden Belum Telepon Netanyahu?

3 jam lalu

Menhan Israel Batal Kunjungi Pentagon, Gara-gara Biden Belum Telepon Netanyahu?

Media Israel mengatakan PM Benjamin Netanyahu melarang Menhan Yoav Gallant terbang ke AS sampai Presiden Joe Biden meneleponnya

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan 7 Oktober Mengerikan, Apakah Hamas Salah Perhitungan?

4 jam lalu

Dampak Serangan 7 Oktober Mengerikan, Apakah Hamas Salah Perhitungan?

Puluhan ribu korban jiwa, banyak orang yang kehilangan tempat tinggal, kota berubah menjadi tumpukan puing-puing, apakah Hamas salah perhitungan?

Baca Selengkapnya

26 Maskapai Internasional Menangguhkan Penerbangan ke Timur Tengah

4 jam lalu

26 Maskapai Internasional Menangguhkan Penerbangan ke Timur Tengah

Banyak maskapai internasional menangguhkan penerbangan ke Timur Tengah untuk menjaga keselamatan penumpang dan awak di tengah konflik.

Baca Selengkapnya

Setahun Perang Gaza, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Yaman, dan Sudan

5 jam lalu

Setahun Perang Gaza, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Yaman, dan Sudan

Setahun perang Gaza, Indonesia akan kirim bantuan kemanusiaan antara lain ke Palestina dengan nilai 1 juta dolar AS, pada 14 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Setahun Perang Gaza, Paus Fransiskus Mengecam Ketidakmampuan Dunia Hentikan Perang di Timur Tengah

5 jam lalu

Setahun Perang Gaza, Paus Fransiskus Mengecam Ketidakmampuan Dunia Hentikan Perang di Timur Tengah

Setahun perang Gaza menelan korban jiwa. Paus Fransiskus mengecam ketidakmampuan memalukan warga internasional menghentikan perang di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Negara-negara Ini Kirim Pesawat untuk Evakuasi Warganya dari Lebanon

5 jam lalu

Negara-negara Ini Kirim Pesawat untuk Evakuasi Warganya dari Lebanon

Sejumlah negara telah mengevakuasi warganya dari Lebanon yang dilanda perang antara Hizbullah dengan Israel.

Baca Selengkapnya