Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah
Reporter
Putri Safira Pitaloka
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 4 Oktober 2024 19:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon saat ini menghadapi situasi yang mengkhawatirkan akibat meningkatnya ketegangan setelah serangan darat Israel.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut berupaya maksimal untuk mengevakuasi WNI yang terjebak dalam konflik tersebut.
Evakuasi WNI di Lebanon
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Beirut, Yosi Aprizal, menyampaikan bahwa sejauh ini telah dilakukan tiga kali evakuasi untuk memastikan keselamatan WNI.
Sejak serangan Israel yang meningkat disusul invasi darat, KBRI Beirut telah melakukan tiga gelombang evakuasi. Gelombang pertama berlangsung pada 10 Agustus 2024, di mana 13 WNI berhasil dievakuasi.
Gelombang kedua diadakan pada 18 Agustus 2024 dengan mengevakuasi 7 WNI, dan gelombang ketiga pada 28 Agustus 2024 untuk 5 WNI. Total, 25 WNI telah dievakuasi dengan selamat kembali ke Tanah Air.
“Total 25 orang warga negara,” ujar Yosi dalam pesan tertulisnya kepada Tempo pada 1 Oktober 2024.
Yosi juga menegaskan bahwa KBRI Beirut tidak berhenti di situ dan sedang mempersiapkan evakuasi gelombang berikutnya. Ia memastikan bahwa mereka yang telah dievakuasi kini telah kembali ke daerah masing-masing di Indonesia.
“Kami sedang siapkan evakuasi berikutnya untuk dilakukan secepatnya,” lanjutnya.
Arahan dari Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan kepada Kementerian Luar Negeri dan KBRI untuk memastikan keselamatan WNI di luar negeri, khususnya di kawasan yang berpotensi konflik seperti Lebanon.
"Saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan warga negara kita dinomorsatukan, evakuasi disegerakan," kata Jokowi dalam keterangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timor, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Dalam konteks ini, Kemlu RI juga melakukan pertemuan virtual dengan WNI di Lebanon untuk memberikan informasi terbaru mengenai situasi keamanan serta langkah-langkah yang perlu diambil jika evakuasi diperlukan.
Kemlu RI mencatat bahwa saat ini terdapat sekitar 159 WNI yang berada di Lebanon, tidak termasuk staf KBRI dan personel TNI yang tergabung dalam misi UNIFIL. Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Internasional Kemlu RI, mengakui bahwa meskipun telah ada imbauan untuk evakuasi, beberapa WNI masih memilih untuk tinggal di Lebanon karena merasa tempat tinggal mereka masih aman.
"Sedangkan mayoritas WNI lainnya memilih untuk tetap tinggal di Lebanon dg berbagai pertimbangan pribadi," kata Judha kepasa Tempo pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Serangan Israel di Beirut
Dalam situasi yang semakin memanas, KBRI Beirut menetapkan status Siaga 1 untuk WNI di seluruh wilayah Lebanon. Dalam beberapa hari terakhir, serangan Israel yang terus berlanjut telah mengakibatkan banyak warga sipil terjebak dan mengalami kesulitan.
Menurut laporan, lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam Lebanon dan lebih dari 50 ribu melarikan diri ke negara tetangga, Suriah.
Serangan intensif Israel ini terjadi setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dianggap dapat mengganggu stabilitas Lebanon. Otoritas Lebanon melaporkan bahwa hampir 610 orang telah tewas akibat serangan tersebut, dengan lebih dari 2.000 warga sipil terluka.
KBRI juga telah mengeluarkan imbauan perjalanan bagi WNI untuk menunda bepergian ke Lebanon dan Israel. Selain itu, di luar jumlah WNI yang tercatat, terdapat sekitar seribu prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL di Lebanon, yang juga terpengaruh oleh situasi ini.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | SUCI SEKARWATI | DANIEL A. FAJRI | SAVERO ARISTIA WIENANTO
Pilihan editor: TNI Siap Bantu Evakuasi WNI di Lebanon, Kapuspen Tunggu Petunjuk dari Kemenlu