Hizbullah Umumkan Komandannya Tewas dalam Serangan Israel, Ini Profilnya
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 25 September 2024 17:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengonfirmasi kematian Ibrahim Muhammad Qubaisi beberapa jam setelah Israel menyatakan ia menjadi sasaran serangan udara. Hizbullah mengonfirmasi bahwa Ibrahim Muhammad Qubaisi telah tewas dalam sebuah unggahan di Telegram pada Rabu pagi. Pengumuman itu selang beberapa jam setelah militer Israel mengatakan ia telah tereliminasi dalam serangan udara di Ghobeiri di pinggiran selatan Beirut.
Pejabat Israel mengatakan bahwa Qubaisi, yang juga dikenal sebagai Hajj Abu Musa. Ia memimpin sejumlah unit rudal dan roket Hizbullah dan bertanggung jawab atas serangan tahun 2000 di mana tiga tentara Israel diculik dan dibunuh.
Qubaisi yang dikenal sosok misterius itu bertanggung jawab mengarahkan serangan roket ke Israel sebelum ia menjadi sasaran serangan udara dahsyat di Beirut. Sedikit yang diketahui tentang Qubaisi.
Situs berita Israel Ynet mengatakan dia baru-baru ini ditunjuk untuk melapor langsung kepada Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah. Hal ini terjadi setelah serangkaian pembunuhan tingkat tinggi setelah ketegangan meledak setelah peristiwa berdarah 7 Oktober dan ledakan pager bulan ini .
"Kami tengah berada di tengah pertempuran sengit di wilayah utara dan Israel telah meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah," kata seorang pejabat kepada Ynet. “Kami telah secara sistematis membongkar kemampuan Hizbullah, termasuk menghancurkan ribuan roket dan rudal.”
Pembunuhan Qubaisi terjadi beberapa hari setelah tokoh Ibrahim Aqil, yang digambarkan sebagai salah satu pemimpin utama Hizbullah, dibunuh di pinggiran ibu kota.
"Strategi kami bukanlah memasuki perang skala penuh, tetapi meningkatkan tekanan secara bertahap," pejabat itu menambahkan. "Jika Hizbullah tidak memahami pesan pembunuhan Ibrahim Aqil, mereka akan memahaminya dalam beberapa hari mendatang."
Qubaisi juga diduga terlibat dalam serangan roket di Tel Aviv. Kematiannya terjadi saat Hizbullah mengumumkan penggunaan senjata baru, Fadi 3, yang dilaporkan diluncurkan ke pangkalan udara Israel selama konflik yang sedang berlangsung.
Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon mengatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan enam orang dan melukai 15 lainnya. Serangan Israel sejak Senin telah menewaskan sedikitnya 569 orang dan melukai 1.835 lainnya di Lebanon, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Meningkatnya pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon, yang telah menyaksikan pertempuran kecil sejak Israel melancarkan perang di Gaza pada bulan Oktober, menyusul ledakan massal pager dan walkie-talkie minggu lalu yang menargetkan anggota Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah telah meluncurkan ratusan roket ke Israel dalam beberapa hari terakhir, yang sebagian besar telah dicegat oleh pertahanan antirudal Israel. Kelompok Lebanon menembakkan sekitar 300 roket ke Israel pada hari Selasa, melukai enam warga sipil dan tentara, menurut militer Israel.
Kampanye pengeboman Israel telah memaksa ribuan orang meninggalkan Lebanon selatan dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik besar baru di Timur Tengah, tepat saat perang Israel di Gaza mendekati satu tahun.
Pada hari Selasa, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa Lebanon berada di ambang kehancuran. "Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon sudah di ambang kehancuran. Rakyat Lebanon, rakyat Israel, dan rakyat dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza," kata Guterres kepada para pemimpin dunia.
AL JAZEERA | REUTERS
Pilihan editor: Indonesia Resmi Serahkan Instrumen Ratifikasi Traktat Larangan Senjata Nuklir