Ini Alasan Singkat Israel Menyerang Lebanon

Reporter

Rizki Dewi Ayu

Selasa, 24 September 2024 20:30 WIB

Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel seperti yang terlihat dari Tyre, Lebanon selatan, 23 September 2024. Militer Israel mulai melancarkan serangan baru terhadapi Hizbullah di Lebanon, setelah mengidentifikasi bahwa kelompok tersebut tengah bersiap untuk menyerang Israel, kata juru bicara militer. REUTERS/Aziz Taher

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Israel dan Hizbullah di Lebanon semakin memanas dengan eskalasi serangan dari kedua belah pihak. Setidaknya 558 orang, termasuk 50 anak-anak tewas dan 1.835 lainnya luka-luka akibat pemboman hebat Israel di berbagai wilayah Lebanon pada Senin, 23 September 2024, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Lebanon.

Mengutip dari Al Jazeera, 1.600 serangan Israel telah menggempur sasaran-sasaran Hizbullah di Lebanon selatan. Sementara itu, Hizbullah membalas serangan dengan meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel.

Serangan ini menandai peningkatan terbesar sejak perang terakhir antara Israel dan Hizbullah pada 2006. Terlebih sebelumnya pada 17-18 September, banyak pager dan walkie-talkie meledak di berbagai wilayah di Lebanon hingga menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai hampir 3.500 orang lainnya. Lantas, kenapa Israel menyerang Lebanon?

Hizbullah mulai terlibat dalam perang lintas batas dengan Israel pada 8 Oktober 2023, atau sehari setelah kelompok Hamas di Gaza melancarkan serangan 7 Oktober 2023 terhadap komunitas di wilayah selatan Israel, yang kemudian memicu perang di Gaza. Sebagai sekutu Hamas, Hizbullah menyatakan serangannya bertujuan mendukung warga Palestina yang menjadi sasaran pengeboman Israel di Gaza.

Kekerasan ini merupakan bagian dari dampak regional konflik Gaza, yang telah memobilisasi kelompok-kelompok bersenjata yang diduga didukung Iran di seluruh kawasan tersebut. Hizbullah dianggap sebagai anggota terkuat dalam jaringan yang didukung oleh Iran, dikenal sebagai Poros Perlawanan.

Advertising
Advertising

Meskipun berkaitan dengan perang Gaza, tapi ternyata ketegangan ini memiliki dinamika tersendiri. Mengutip dari Vox, Hizbullah sebenarnya sudah terlibat konflik dengan Israel selama puluhan tahun.

Hizbullah merupakan kelompok bersenjata sekaligus partai politik yang memiliki kursi di parlemen Lebanon dan memberikan layanan sosial bagi komunitas Syiah miskin di negara tersebut. Kelompok ini terbentuk setelah invasi Israel yang gagal ke Lebanon pada 1982 dan telah beberapa kali berperang melawan Israel, terakhir kali pada 2000 dan 2006.

Perang pada 2006 sangat merusak hingga menewaskan lebih dari seribu orang dan menyebabkan kerugian sekitar US$2,8 miliar di seluruh Lebanon. Negara ini tidak pernah benar-benar pulih dari dampak perang tersebut. Situasinya bahkan semakin memburuk dengan keruntuhan pemerintahan, pandemi Covid-19, dan ledakan di pelabuhan Beirut pada 2020.

Selain itu, alasan kenapa Israel menyerang Lebanon adalah karena Israel telah lama menganggap Hizbullah sebagai ancaman utama di perbatasannya, terutama karena persenjataan kelompok tersebut yang semakin canggih dan pengaruhnya yang meluas ke Suriah.

Sedangkan bagi Hizbullah, Israel adalah negara ilegal yang berdiri di atas tanah Palestina yang diduduki, dan mereka berupaya untuk menghapus keberadaan Israel dari wilayah tersebut.

Pakar militer Riad Kahwaji mengatakan perang besar antara Israel dan Hizbullah telah dimulai setelah Israel melancarkan serangan udara ke Lebanon pada Senin, 23 September 2024. Kahwaji juga menyatakan eskalasi yang terjadi di Lebanon, yang sebenarnya bisa dicegah jika Hizbullah bersedia menyetujui solusi diplomatik.

"Saat ini, menurut saya, Netanyahu dan pemerintah Israel berharap serangan udara ini cukup untuk mendorong Hizbullah agar mencari solusi diplomatik dan memisahkan Lebanon dari konflik di Gaza. Jika tidak, mereka sedang mempersiapkan tahap kedua, yang kemungkinan besar berupa serangan darat," ujar Kahwaji Senin, 23 September 2024 dilansir dari Al Arabiya. Ia menambahkan serangan darat kemungkinan akan menjadi langkah lanjutan jika Hizbullah tidak bersedia bernegosiasi.

"Jika Hizbullah setuju untuk mencari solusi diplomatik, maka ini bisa menghindarkan dari serangan darat yang dapat memicu komplikasi lebih lanjut di masa depan," jelas Kahwaji.

Ia juga menggambarkan Hizbullah sedang berada dalam posisi sulit, dengan struktur komando dan komunikasi mereka yang mengalami gangguan serius. Kahwaji menilai Hizbullah telah mengalami serangan hebat selama seminggu terakhir. Struktur komando mereka rusak, sistem komunikasi terancam, dan pasukan elit mereka, Radwan, yang biasanya memimpin operasi penting, sudah kehilangan komandonya. .

AL JAZEERA | VOX | AL ARABIYA | TEMPO.CO

Pilihan editor: Jokowi Mendarat Pertama Kali di Bandara IKN: Mulus Banget Sih Turunnya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Hizbullah Peringatan Warga Lebanon untuk Tidak Pindai Kode QR Israel

25 menit lalu

Hizbullah Peringatan Warga Lebanon untuk Tidak Pindai Kode QR Israel

Kantor media Hizbullah mengatakan Israel menjatuhkan selebaran dengan Kode QR yang "sangat berbahaya" ke Lembah Bekaa timur Lebanon.

Baca Selengkapnya

Israel Bunuh Komandan Hizbullah dalam Serangan Udara di Beirut

3 jam lalu

Israel Bunuh Komandan Hizbullah dalam Serangan Udara di Beirut

Dalam serangan besar-besaran di Beirut, Israel membunuh komandan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Dunia atas Serangan Israel ke Lebanon yang Menewaskan Ratusan Warga Sipil

3 jam lalu

Ini Reaksi Dunia atas Serangan Israel ke Lebanon yang Menewaskan Ratusan Warga Sipil

Para pemimpin dunia membunyikan alarm tentang perang "penuh", setelah serangan Israel membunuh ratusan warga sipil di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Israel Kirim Peringatan lewat Pesan Teks, Apakah Jaringan Telekomunikasi Lebanon Diretas?

4 jam lalu

Israel Kirim Peringatan lewat Pesan Teks, Apakah Jaringan Telekomunikasi Lebanon Diretas?

Setelah gelombang pager dan walkie-talkie, Israel mengirim pesan teks dan rekaman ke sejumlah orang dan meretas jaringan radio.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut Memantau dari Dekat Situasi di Lebanon.

4 jam lalu

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut Memantau dari Dekat Situasi di Lebanon.

KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh wilayah Lebanon. Jumlah WNI di Lebanon saat ini 159 orang

Baca Selengkapnya

Kecaman Dunia Arab atas Agresi Israel ke Lebanon

5 jam lalu

Kecaman Dunia Arab atas Agresi Israel ke Lebanon

Dunia Arab bereaksi terhadap agresi Israel ke Lebanon yang dianggap membahayakan keamanan dan stabilitas kawasan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kondisi Lebanon Setelah Diserang Israel: 558 Tewas, Ribuan Penduduk Mengungsi

5 jam lalu

Kondisi Lebanon Setelah Diserang Israel: 558 Tewas, Ribuan Penduduk Mengungsi

Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan markas-markas Hizbullah di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Iran Klaim Ledakan Pager Hancurkan Helikopter Eks Presiden Raisi

6 jam lalu

Anggota DPR Iran Klaim Ledakan Pager Hancurkan Helikopter Eks Presiden Raisi

Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi disebut oleh anggota Parlemen meninggal karena ledakan pager.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Lebanon, Maskapai Ramai-ramai Batalkan Penerbangan ke Beirut

7 jam lalu

Israel Bombardir Lebanon, Maskapai Ramai-ramai Batalkan Penerbangan ke Beirut

Lebanon membara setelah digempur habis-habisan oleh Israel. Puluhan maskapai membatalkan penerbangan.

Baca Selengkapnya

Netanyahu: Perang Israel Bukan dengan Lebanon, Tapi Hizbullah

10 jam lalu

Netanyahu: Perang Israel Bukan dengan Lebanon, Tapi Hizbullah

Netanyahu buka suara soal serangan Hizbullah ke Lebanon. Ia mengatakan serangan itu ditujukan ke HIzbullah.

Baca Selengkapnya