TEMPO.CO, Jakarta - Saluran televisi swasta Ibrani Channel 13 mengutip Biro Statistik Israel yang melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah warga Israel yang telah meninggalkan negara itu tahun ini dibandingkan dengan tahun 2023, hampir setahun sejak Israel memulai kampanye pengeboman genosida di Jalur Gaza.

Data awal dari departemen tersebut juga menunjukkan bahwa hanya 27.800 orang yang telah kembali ke Israel pada periode tersebut, termasuk mereka yang telah meninggalkan negara itu dan kembali dan mereka yang berimigrasi ke Israel untuk pertama kalinya.

Sebagai perbandingan, pada 2023 tercatat sekitar 55.300 warga Israel beremigrasi, sementara 27.000 orang berimigrasi ke Israel pada periode yang sama. Tahun sebelumnya, 2022, mencatat kepergian sekitar 38.000 warga Israel, dengan 23.000 pindah ke negara itu.

Pada 2021, angka-angka menunjukkan 31.000 orang Israel pergi, sementara 29.000 pendatang baru tercatat.

Di tengah meningkatnya ketegangan dan konflik yang sedang berlangsung, sejumlah besar warga Israel telah meninggalkan negara tersebut. Menurut data dari Biro Pusat Statistik Israel, lebih dari 40.000 warga Israel telah beremigrasi hanya dalam tujuh bulan pertama tahun 2024 saja. Departemen tersebut menyebut tren ini sebagai "migrasi negatif”.

Eksodus yang terus meningkat ini dipandang sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut, dengan banyak warga Israel yang mencari keamanan dan stabilitas di luar negeri di tengah konflik yang sedang berlangsung.

ANADOLU | MUNSIF DAILY

Pilihan Editor: Biden Khawatir Konflik Meluas akibat Perseteruan Israel-Hizbullah