Alasan Singapura Butuh Pasir Laut Indonesia

Minggu, 22 September 2024 17:17 WIB

Pekerja saat membersihkan tumpahan minyak di Pantai Tanjong di Sentosa, Singapura 16 Juni 2024. Minyak juga terlihat di perairan sekitar Sister's Islands Marine Park, kawasan perlindungan laut seluas 400.000 meter persegi. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana mengekspor sedimentasi yang disinyalir merupakan pasir laut. Lokasi pengambilan sedimen dilakukan di tujuh perairan, yaitu; Kabupaten Demak; Kota Surabaya; Kabupaten Cirebon; Kabupaten Indramayu; Kabupaten Karawang; Kabupaten Kutai Kartanegara; Kota Balikpapan; serta Pulau Karimun, Pulau Lingga, dan Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau.

Manajer Kampanye Pesisir Laut dan Pulau Kecil Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Parid Ridwanuddin menuturkan, rencana pemerintah mengekspor sedimentasi laut kurang kajian ilmiah. Alasan ekspor misalnya, pemerintah menyebut lokasi pengerukan sedimentasi dilakukan di perairan yang mengganggu jalur kapal dan aktivitas nelayan. Padahal, ujar Parid alasan itu tidak berdasar karena tujuh perairan yang akan dikeruk adalah laut dalam. "Itu wilayah-wilayah laut dalam," kata Parid.

Ahli ekologi dari sekolah tinggi perikanan dan kelautan, Romi Hermawan, mengatakan, keuntungan bisnis komoditas tersebut sangat besar. Ia memperkirakan Singapura jadi yang paling diuntungkan dalam proyek ini karena negara tersebut terus berupaya memperluas wilayah mereka.

Sejarah mencatat, Indonesia menjadi pemasok pasir laut terbesar bagi Singapura. Namun 20 tahun lalu, ekspor pasir laut dihentikan di era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003. Larangan ekspor pasir laut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menperindag No. 117/MPP/Kep/2/2003 tentang Penghentian Sementara Ekspor Pasir Laut. Dalam SK itu disebutkan, alasan pelarangan ekspor untuk mencegah kerusakan lingkungan. Penghentian ekspor ini menimbulkan krisis bagi negara tersebut.

Setelah 20 tahun dilarang, Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di laut. Aturan tersebut memuat rangkaian kegiatan pengangkutan, penempatan, penggunaan, dan penjualan, termasuk ekspor hasil sedimentasi di laut berupa pasir laut.

Advertising
Advertising

Dilansir dari sg101.gov.sg, setiap tahun, Singapura tumbuh lebih besar berkat upaya reklamasi lahan. Luas wilayahnya telah bertambah seperlima selama beberapa dekade, dari 581,5 kilometer persegi pada 1960 menjadi 725,7 kilometer persegi pada 2019. Negara ini menargetkan untuk mencapai daratan seluas 766 km² pada tahun 2030.

Lahan reklamasi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Singapura. Infrastruktur seperti Bandara Changi, Pelabuhan Tuas, dan Pulau Jurong semuanya dibangun di atas lahan reklamasi laut.

Pasir berperan penting dalam memperluas lahan yang terbatas ini. Dalam proyek reklamasi, awalnya Singapura dapat memperoleh pasir secara lokal. Skema Reklamasi Pantai Timur, misalnya, menggunakan tanah dari perbukitan datar di daerah Siglap dan Tampines untuk memperluas lahan di Bedok.

Setelah sumber daya lokal habis, Singapura beralih mengimpor pasir dari luar negeri. Menurut laporan keberlanjutan pasir dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2019, negara ini telah menjadi importir pasir terbesar di dunia selama 20 tahun terakhir, dengan perkiraan impor pasir sebesar 517 juta ton dari negara-negara tetangga termasuk Indonesia.

Dikutip dari Reuters, Indonesia pertama kali menghentikan ekspor pasir laut pada tahun 2003 dan menegaskan kembali hal itu pada tahun 2007. Hal ini menimbulkan krisis pasokan di Singapura karena 90 persen pasir negara itu berasal dari Indonesia. Total pengiriman lebih dari 53 juta ton rata-rata per tahun antara tahun 1997 hingga 2002.

LINDA LESTARI | RIANI SANUSI PUTRI | M . RAIHAN MUZZAKI | REUTERS | SG101.GOV

Pilihan Editor: Menebus Dosa Kepada Laut

Berita terkait

Respons Sekjen Gerindra Soal Dukungan Jokowi dan SBY untuk Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Respons Sekjen Gerindra Soal Dukungan Jokowi dan SBY untuk Pemerintahan Prabowo

Sekjen Gerindra menilai dukungan Jokowi dan SBY menjadi kekuatan untuk menjalankan pemerintahan Prabowo-Gibran dengan optimistis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Singgung Kecilnya Peluang Kerja, Ekonom: Bukti Kegagalan UU Cipta Kerja

5 jam lalu

Jokowi Singgung Kecilnya Peluang Kerja, Ekonom: Bukti Kegagalan UU Cipta Kerja

Jokowi menyoroti kemungkinan hilangnya 85 juta pekerjaan di masa mendatang. Apa kata pengamat soal hal itu?

Baca Selengkapnya

Parade Pamit Menteri-Menteri Jokowi: Air Mata Sri Mulyani, Retno Marsudi, Terakhir Menhub Budi Karya Sumadi

5 jam lalu

Parade Pamit Menteri-Menteri Jokowi: Air Mata Sri Mulyani, Retno Marsudi, Terakhir Menhub Budi Karya Sumadi

Di pengujung pemerintahan, sejumlah menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Maju mulai menyampaikan salam perpisahan pada akhir masa jabatannya.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Aturan soal Sedimentasi Laut Minus Kajian Ilmiah

6 jam lalu

Walhi Sebut Aturan soal Sedimentasi Laut Minus Kajian Ilmiah

Manajer Walhi Parid Ridwanuddin menilai regulasi tentang pengerukan pasir laut minus kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Kebocoran Data Terbaru 6 Juta Data NPWP Diretas Bjorka, Siapa Tanggung Jawab?

9 jam lalu

Sederet Kasus Kebocoran Data Terbaru 6 Juta Data NPWP Diretas Bjorka, Siapa Tanggung Jawab?

Bjorka, seorang hacker, diduga bertanggung jawab atas kebocoran data 6 juta data NPWP, termasuk milik Jokowi, Gibran, Kaesang, dan pejabat lainnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Menjelang Lengser: Soal Kabinet Zaken hingga akan Istirahat 2 Pekan di Solo

10 jam lalu

Jokowi Menjelang Lengser: Soal Kabinet Zaken hingga akan Istirahat 2 Pekan di Solo

Jokowi akan lengser dari jabatannya pada 20 Oktober 2024

Baca Selengkapnya

Eks Penyelidik KPK Lihat Pola Peretasan Bjorka Muncul Setiap Ada Isu Besar Politik

10 jam lalu

Eks Penyelidik KPK Lihat Pola Peretasan Bjorka Muncul Setiap Ada Isu Besar Politik

Tak kurang 6 juta data NPWP kena peretasan dan dijual di dark web. Eks penyelidik KPK meilhat pola kemunculan hacker Bjorka seiring isu besar politik.

Baca Selengkapnya

Soal Ekspor Pasir Laut hasil Sedimentasi, Walhi Singgung Gestur Tak Percaya Jokowi

10 jam lalu

Soal Ekspor Pasir Laut hasil Sedimentasi, Walhi Singgung Gestur Tak Percaya Jokowi

Manajer Walhi, Parid Ridwanuddin mengkritik keras sikap Presiden Jokowi ketika menyampaikan ekspor pasir laut adalah hasil sedimentasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ramai di Medsos dengan Sebutan Mulyono, Begini Muasalnya

10 jam lalu

Jokowi Ramai di Medsos dengan Sebutan Mulyono, Begini Muasalnya

Mulyono adalah nama kecil Presiden Joko Widodo, yang lahir pada tahun 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Surakarta. Mulyono sering sakit saat kecil.

Baca Selengkapnya

6 Juta Data NPWP Bobol Termasuk Data Pajak Jokowi, Begini Tanggapan Pegiat Keamanan Siber Ciberity

10 jam lalu

6 Juta Data NPWP Bobol Termasuk Data Pajak Jokowi, Begini Tanggapan Pegiat Keamanan Siber Ciberity

Tak kurang dari 6 juta data NPWP jebol diretas dan dijual di dark web seharga Rp 150 juta. Data itu termasuk milik JOkowi, Gibran, dan 23 pejabat lain

Baca Selengkapnya