Belanda Kembalikan Lagi Ratusan Benda Rampasan Perang ke Indonesia

Minggu, 22 September 2024 05:00 WIB

Perhiasan emas asal Bali hasil rampasan perang Belanda dikembalikan ke Indonesia di Wereldmuseum Amsterdam, Belanda, 20 September 2024. Perhiasan itu berupa gelang dan hiasan rambut dari Badung dan seperangkat giwang dari Tabanan. Linawati Sidarto/Tempo

TEMPO.CO, Amsterdam - Eppo Bruins, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, berjanji akan melanjutkan proses repatriasi benda seni jarahan ke Indonesia. Bruins menyatakan komitmen ini dalam acara penandatanganan pengembalian 288 benda cagar budaya asal Indonesia di lantai dua gedung Wereldmuseum Amsterdam di Amsterdam, Belanda pada Jumat, 20 September 2024. Acara ini dihadiri Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, selaku perwakilan Indonesia.

“Ada perubahan signifikan di kedua pemerintahan tahun ini, di Indonesia dan di Belanda. Tapi, saya berharap bahwa hubungan kita tidak akan berubah, dan kerja sama kita akan bermanfaat,” kata Eppo Bruins. “Kami menekankan bahwa kami tetap berkomitmen untuk menghadapi masa lalu kolonial kami dan menangani ketidakadilan historis di periode tersebut.”

Bruins adalah bagian dari kabinet yang baru dibentuk pada Juli 2024 lalu di bawah pimpinan Geert Wilders, politikus Partai untuk Kebebasan (PVV), partai yang memenangi pemilihan umum parlemen Belanda pada November 2023. Wilders adalah penyorong tema-tema kanan, seperti anti-Islam dan anti-imigran. Pada 2022 lalu, Wilders mengkritik Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda saat itu, yang meminta maaf kepada Indonesia atas kekerasan militer Belanda dalam Perang Kemerdekaan RI.

Sejumlah orang di Belanda dan Indonesia yang terlibat dalam pengembalian benda seni jarahan ini sempat khawatir bahwa pergantian kekuasaan di Belanda akan mempengaruhi proses repatriasi tersebut. Tapi, rupanya pemerintah Belanda memutuskan untuk meneruskan kebijakan repatriasi itu, yang dimulai di tahun 2022 di bawah kabinet Mark Rutte dari Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD).

Hilmar Farid juga menekankan keberlangsungan proses repatriasi ini. “Indonesia berkomitmen penuh untuk mewujudkan proses ini, terlepas dari perubahan apa pun dalam pemerintahan kami pada Oktober nanti,” katanya.

Advertising
Advertising

Pada tahun 2022, pemerintah Belanda membentuk Komisi Repatriasi Belanda, yang bekerja sama dengan Komite Repatriasi Koleksi Asal Indonesia di Belanda dalam upaya pengembalian benda cagar budaya Indonesia yang dirampas dan diboyong ke Belanda di masa kolonial. Dalam repatriasi pertama pada tahun 2023 sebanyak 472 benda cagar budaya dipulangkan ke Indonesia. Itu termasuk empat arca Candi Singasari, sebilah keris Kerajaan Klungkung, harta jarahan dari Lombok, dan koleksi Pita Maha.

Made Naraya, mahasiswa asal Badung, Bali, menari di pekarangan Wereldmuseum Amsterdam, Belanda, 20 September 2024 saat pemerintah Belanda mengembalikan sejumlah benda hasil rampasan perang di zaman kolonial ke Indonesia. Linawati Sidarto/Tempo

Repatriasi kedua, yang ditandatangani Eppo Bruins dan Hilmar Farid kali ini, meliputi arca Ganesha, arca Brahma, dua arca Candi Singasari, dan 284 benda koleksi Perang Puputan Badung. Tiga benda emas asal Bali yang akan dipulangkan adalah hiasan rambut dan gelang dari Badung serta seperangkat giwang dari Tabanan. Hilmar Farid menekankan bahwa benda-benda tersebut “merupakan bagian penting dari warisan budaya kita, bukan sekadar obyek”.

“Kami tidak bisa memastikan, tapi mungkin sekali hiasan rambut dan gelang tersebut diambil dari mayat korban perang Puputan Badung,” kata Marjolein van Asdonck, konservator Wereldmuseum Amsterdam, kepada Tempo. Perang Puputan Badung adalah pertempuran raja dan warga Badung, Bali melawan Belanda pada 20 September 1906 yang menewaskan lebih dari 1.000 orang Badung.

Pihak Wereldmuseum Amsterdam menuturkan bahwa sebagian besar dari koleksi yang akan dipulangkan ke Indonesia sudah terbungkus dan siap untuk dikirim. Menurut Bruins, benda-benda tersebut sudah akan sampai di Indonesia sebelum Museum Nasional di Jakarta akan dibuka kembali pada pertengahan Oktober 2024.

Hilmar Farid menyatakan kepada Tempo bahwa sejumlah benda cagar budaya Indonesia di Belanda masih berada dalam taraf penelitian, seperti koleksi regalia Luwu, Sulawesi Selatan. Fosil manusia purba Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Desa Trinil, Solo, Jawa Tengah pada tahun 1891–yang lama dipersengketakan pengembaliannya oleh sejumlah ahli museum Belanda–juga akan dipulangkan dalam waktu mendatang.

Di pekarangan gedung megah Wereldmuseum Amsterdam, yang dibangun di akhir abad ke-19 dengan nama Koloniaal Museum, Made Naraya, mahasiswa asal Badung, ikut merayakan pengembalian benda-benda leluhurnya. “Kemarin malam saya kebetulan membaca bahwa acara ini akan berlangsung hari ini di Amsterdam,” katanya kepada Tempo. “Saya hampir tidak percaya bahwa ini berlangsung pada 20 September karena peristiwa Puputan Badung terjadi pada 20 September 1906. Saya tidak bisa menahan emosi saya.”

Made Naraya adalah mahasiswa S2 jurusan seni dan warisan di Maastricht University, Maastricht Belanda, tiga jam perjalanan dari Amsterdam. Dia menari di alun-alun kecil di depan pintu masuk museum sepanjang Jumat sore itu. Dia mengenakan busana tradisional Bali berwarna putih, “Serupa dengan pakaian yang dikenakan warga yang siap menjalani puputan di Badung persis 118 tahun yang lalu,” katanya.

Linawati Sidarto

Pilihan editor:

Berita terkait

PSSI akan Kerja Sama dengan KNVB, Segera Agendakan Uji Coba Timnas Indonesia vs Belanda

17 jam lalu

PSSI akan Kerja Sama dengan KNVB, Segera Agendakan Uji Coba Timnas Indonesia vs Belanda

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan uji coba Timnas Indonesia vs Belanda akan dilakukan di level senior, putri, hingga junior.

Baca Selengkapnya

Belanda Kembalikan 288 Benda Cagar Budaya Indonesia

1 hari lalu

Belanda Kembalikan 288 Benda Cagar Budaya Indonesia

Indonesia dan Belanda menandatangani kesepakatan repatriasi atau pengembalian sebanyak 288 benda cagar budaya asal Indonesia

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Ungkap Alasan Sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dilakukan di Belanda

2 hari lalu

Erick Thohir Ungkap Alasan Sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dilakukan di Belanda

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan pengambilan sumpah WNI Mees Hilgers dan Eliano Reijnders tidak menyalahi aturan pemerintah maupun FIFA.

Baca Selengkapnya

Alasan Mauro Zijlstra Ingin Bela Timnas Indonesia

4 hari lalu

Alasan Mauro Zijlstra Ingin Bela Timnas Indonesia

Mauro Zijlstra lebih memilih Timnas Indonesia dibanding Belanda. Ia disebut-sebut akan dinaturalisasi.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Belanda Hadir di Resepsi Diplomatik HUT RI ke-79

9 hari lalu

Menteri Luar Negeri Belanda Hadir di Resepsi Diplomatik HUT RI ke-79

Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp datang ke acara resepsi diplomatik HUT RI ke-79 yang digelar KBRI Den Haag

Baca Selengkapnya

Mees Hilgers: Karier dan Perjalanannya Menuju Timnas Indonesia

13 hari lalu

Mees Hilgers: Karier dan Perjalanannya Menuju Timnas Indonesia

Mees Hilgers akan menjadi salah satu pemain keturunan terbaru yang menjalani proses naturalisasi untuk bergabung timnas Indonesia

Baca Selengkapnya

Hubungan Pelatih Timnas Belanda Ronald Koeman dan Steven Bergwijn Memanas

15 hari lalu

Hubungan Pelatih Timnas Belanda Ronald Koeman dan Steven Bergwijn Memanas

Steven Bergwijn membalas reaksi Ronald Koeman yang tak lagi mempertimbangkannya masuk skuad De Oranje setelah kepindahan ke Liga Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Dikunjungi Paus Fransiskus

17 hari lalu

Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Dikunjungi Paus Fransiskus

Dilansir dari laman resmi Gereja Katedral Jakarta, gereja Katolik pertama di Batavia diresmikan pada 1808 di sudut Lapangan Banteng.

Baca Selengkapnya

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid soal Monumen Korban Penghilangan Paksa: Penting untuk Menjaga Ingatan Kolektif

21 hari lalu

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid soal Monumen Korban Penghilangan Paksa: Penting untuk Menjaga Ingatan Kolektif

Hilmar Farid mengatakan mengabadikan perjuangan hak asasi manusia (HAM) melalui monumen adalah cara penting untuk menjaga ingatan kolektif.

Baca Selengkapnya

Gereja Puhsarang di Kediri Resmi Menjadi Cagar Budaya Nasional

27 hari lalu

Gereja Puhsarang di Kediri Resmi Menjadi Cagar Budaya Nasional

Kemendikbudristek tetapkan Gereja Puhsarang di Kediri, Jawa Timur, sebagai cagar budaya bidang struktur. Gereja tua ini warisan Belanda.

Baca Selengkapnya