300 Orang Tewas, AS Desak agar Bangladesh Tenang dan Hormati Peran Militer

Reporter

Tempo.co

Selasa, 6 Agustus 2024 12:30 WIB

Seorang pria duduk di sofa yang dijarah dari Ganabhaban, kediaman Perdana Menteri, saat berpose untuk difoto, setelah pengunduran diri PM Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Perdana menteri berusia 76 tahun itu telah meninggalkan Ganabhaban, kediaman megah PM Bangladesh saat para pengunjuk rasa menyerbu tempat itu. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Senin mendesak seluruh pihak untuk menahan diri di Bangladesh, setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri. Washington juga memberi hormat kepada militer karena membentuk pemerintahan sementara alih-alih menindak lebih lanjut pengunjuk rasa.

"Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan lebih lanjut. Terlalu banyak nyawa yang telah hilang selama beberapa minggu terakhir, dan kami mendesak ketenangan dan pengendalian diri dalam beberapa hari ke depan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.

Hasina telah berusaha untuk meredam protes nasional terhadap pemerintahnya sejak awal Juli namun ia meninggalkan negara itu setelah hampir 100 orang terbunuh pada Ahad. Sejak unjuk rasa berlangsung hingga akhir pekan lalu, setidaknya 300 orang dilaporkan tewas dalam unjuk rasa di Bangladesh.

Miller mengatakan Amerika telah melihat laporan bahwa militer menolak tekanan untuk menindak lebih lanjut demonstrasi yang dipimpin mahasiswa.

“Jika benar bahwa tentara menolak seruan untuk menindak pengunjuk rasa yang sah, itu akan menjadi perkembangan positif,” katanya.

Advertising
Advertising

“Kami menyambut baik pengumuman pemerintahan sementara dan mendesak setiap transisi dilakukan sesuai dengan hukum Bangladesh,” katanya.

Ketika ditanya apakah militer harus memilih kepemimpinan berikutnya, Miller berkata, "Kami ingin melihat rakyat Bangladesh menentukan pemerintahan Bangladesh di masa depan."

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat juga "sangat sedih atas laporan pelanggaran hak asasi manusia, korban jiwa dan cedera selama akhir pekan dan beberapa minggu terakhir."

“Sangat penting bagi kita untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan untuk memastikan akuntabilitas atas kematian ini,” kata Miller.

Hasina sebagian besar memiliki hubungan yang produktif dengan Amerika Serikat, yang melihatnya sebagai mitra dalam sejumlah prioritas seperti melawan ekstremisme Islam dan melindungi pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar.

Namun, Amerika semakin mengkritiknya karena kecenderungannya yang otokratis dan menerapkan sanksi visa karena kekhawatirannya terhadap demokrasi.

Pilihan Editor: Sheikh Hasina Kabur, Presiden Bangladesh Bebaskan Pemimpin Oposisi Khaleda Zia

CNA

Berita terkait

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

6 jam lalu

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

Kamala Harris menggalang dukungan dari Muslim Arab-Amerika yang marah atas dukungan AS terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

13 jam lalu

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

Donald Trump membuat pernyataan kontroversial terkait rencana Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

16 jam lalu

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

Dubes AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir buka suara soal hubungan Amerika dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia ; CIA Pasang Iklan Lowongan Kerja untuk Informan di Cina, Iran dan Korea Utara

21 jam lalu

Top 3 Dunia ; CIA Pasang Iklan Lowongan Kerja untuk Informan di Cina, Iran dan Korea Utara

Top 3 dunia pada 4 Oktober 2024, geger iklan lowongan kerja agen mata-mata Amerika Serikat CIA yang merekrut informan dari tiga negara.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

1 hari lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

1 hari lalu

Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

Pembunuhan dua tentara Lebanon memicu serangan pertama terhadap pasukan Israel sejak invasi dimulai

Baca Selengkapnya

Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

2 hari lalu

Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

Mira Murati adalah Chief Technology Officer di OpenAI , dan salah satu inovator paling berpengaruh dalam teknologi dan AI.

Baca Selengkapnya

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

2 hari lalu

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas

Baca Selengkapnya

Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

2 hari lalu

Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

Kedutaan Besar Jerman menggelar peringatan Hari Penyatuan Jerman yang diperingati setiap 3 Oktober.

Baca Selengkapnya

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

2 hari lalu

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

AS mengkritik keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" dan melaran

Baca Selengkapnya